bakabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyentil suasana politik yang sedang hangat-hangatnya. Belakangan ia baru sadar disebut 'Pak Lurah'.
"Setiap ditanya soal siapa capres-cawapres. Jawabannya; belum ada arahan Pak Lurah. Saya sempat mikir. Siapa Pak Lurah ini. Sedikit-sedikit kok Pak Lurah," katanya saat Sidang Paripurna Tahunan di Senayan Jakarta, Rabu (16/8).
Kata Jokowi, ia akhirnya sadar. Bahwa sebutan Pak Lurah itu disematkan untuk dirinya.
"Ya, saya jawab saja, saya bukan lurah. Saya Presiden Republik Indonesia. Ternyata Pak Lurah itu kode," imbuhnya.
Namun ia tegas. Dirinya bukan ketum parpol atau ketua koalisi partai. Tak berhak mengatur, apalagi menentukan siapa capres maupun cawapres.
Ia menyebut, yang berhak dan punya wewenang itu adalah parpol.
"Jadi saya mau bilang itu bukan wewenang saya. Bukan wewenang Pak Lurah," ucapnya.
Meski dapat tudingan begitu, Jokowi maklum. Ia tetap santai. Namanya juga presiden.
"Saya paham sudah nasib seorang presiden untuk dijadikan paten-patenan. Dijadikan alibi, dijadikan tameng. Bahkan kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang dimana-mana," tutupnya.