Dalih yang mengemukakan ketidaksengajaan ekspor nikel ke Cina disinyalir tak mungkin terjadi. Sebab sekaliber PT SILO mestinya mampu membedakan nikel dengan bijih besi.
Guru Besar Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Muthia Elma heran. Bisa perusahaan sebesar SILO tak mampu membedakan antara besi murni dan yang mengandung nikel.
"Untuk mendeteksi ada kandungan apa saja. Biasanya itu tugas geologi, dengan melakukan driling," ungkapnya kepada bakabar.com, Senin (18/9).
Baca Juga: Menelisik Sumber Ekspor Gelap Nikel Kalsel ke China
Sepengetahuan dia, sebelum dilakukan pertambangan, perusahaan tambang pasti melakukan tahap driling. Atau pengeboran bersama badan geologi. Begitupun juga SILO.
Lebih detail, kata dia, driling atau pengeboran dilakukan dengan menggunakan pipa dua inci. "Kayak batu bara biasanya. Sampai 600 meter ke dalam perut bumi," paparnya.
Kemudian, pipa itu diangkat dalam keadaan padat. Hasilnya itu dibawa ke laboratorium. Untuk dianalisa kandungannya. Jadi mustahil kalau disebut tak sengaja.
"Dari situ geologi tahu ada kandungan apa saja di dalam perut bumi. Misal besinya sekian, nikelnya sekian, sulfur sekian, karbonnya sekian itu ketahuan," paparnya.
Halaman selanjutnya: Walhi Endus Kejanggalan Ekspor Gelap Nikel Kalsel