Jemaah Umrah Terlantar

Jemaah Kalsel Terlantar, Kantor Cabang Banjarmasin Bak Kuburan!

Ratusan jemaah asal Kalsel dan Kaltim terlantar hingga kelaparan di asrama haji Pondok Gede.

Featured-Image
Kantor PT Nalia di Jalan Pramuka, Banjarmasin. apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN - Kantor cabang PT Nalia di Jalan Pramuka Banjarmasin sepi seperti kuburan setelah peristiwa 176 jemaah terlantar. 

Pantauan bakabar.com pada Rabu (5/10), pintu kantor bercat kecokelatan itu tampak terkunci dari luar. Yang terlihat, cuma ada sebuah pelang di depan bertuliskan keterangan bahwa kantor itu baru diresmikan.

Warga sekitar melihat aktivitas perkantoran terakhir pada Jumat pekan lalu. Sementara dua hari belakangan kantor terlihat sunyi. Pintu terkunci rapat.

"Seperti tidak ada penghuninya," ujar seorang warga.   

Ratusan jemaah yang terlantar 146 di antaranya berasal dari Kalimantan Selatan dan 30 dari Kaltim. 

Diduga menjadi korban penipuan agen travel, sudah lima hari lamanya nasib mereka terkatung-katung tanpa kejelasan.

Ratusan jamaah ini sebelumnya sempat diinapkan di sebuah hotel kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Hanya bertahan dua hari sembari menunggu jadwal pemberangkatan ke Arab Saudi, mereka harus angkat kaki ke asrama haji Pondok Gede karena tak mampu membayar penginapan.

Kini mereka telah ditampung di asrama haji Pondok Gede Jakarta, sekalipun demikian nyatanya mereka didera kesulitan makanan.

"Yang urgen sekarang adalah masalah konsumsi, jangan sampai jemaah kelaparan di sini," ujar perwakilan jemaah, Habib Faturahman Bahasyim dihubungi bakabar.com, Rabu siang (5/10).

Apakah mereka akan dipulangkan ke Banjar atau diupayakan tetap berangkat ke Makkah, Habib Fathur masih belum bisa memastikan.

"Semua kemungkinan masih belum terlihat. Hari ini akan ada pertemuan dengan owner PT Naila. Sementara itu kami hanya bisa menunggu di asrama," ujarnya.

Habib Fathur tidak bisa memastikan sampai kapan mereka di asrama haji Pondok Gede. "Intinya sampai ada kejelasan kapan berangkat," ujarnya.

Konsumsi menjadi kendala utama jemaah. Mereka yang kini ditempatkan di gedung D5 harus berjalan kaki ke luar asrama untuk mencari logistik.

"Jaraknya 500 meter. Masalahnya juga, tidak semua jemaah orang mampu. Karena itu, kami sangat mengharapkan Pemprov segera turun tangan secepatnya mem-backup masalah ini," ujarnya.

Dengan kondisi demikian, beberapa jemaah asal Kalsel pun terpaksa memilih pulang ke kampung halaman. "Iya ada beberapa," ujarnya.

Sementara mayoritas lainnya memilih bertahan di asrama lantaran tak memiliki ongkos pulang. Sejauh ini baru Pemerintah Provinsi Kaltim, kata Habib Fathur, lebih dulu turun tangan.

"Dari Kaltim alhamdulillah Pemprov-nya sudah turun tangan, memang mereka jumlah jemaahnya tidak terlalu banyak atau hanya 30 orang dengan kita," sambungnya.

Sudah beberapa pejabat publik juga datang menengok mereka. Ada yang langsung dari Banjarmasin seperti staf Kantor Wilayah Kemenag Kalsel, juga dari perwakilan Pemprov Kalsel di Jakarta.

"Kita harap kedatangan mereka dengan bantuan, jangan sekadar seremonial. Bisa kelaparan jemaah tanpa konsumsi apalagi tidak ada jaminan sampai kapan kami di sini," jelasnya.

Sementara dari Senayan, gedung DPR RI, sesuai pantauan bakabar.com wakil rakyat Kalsel belum banyak menggubris kondisi jemaah terkecuali Syaifullah Tamliha.  

Politikus PPP itu menyarankan para jemaah dan travel penyelenggara umrah duduk berunding untuk mengatur ulang jadwal pemberangkatan.

"Agar mereka tetap berangkat umrah meski mesti tertunda. Saya berharap jemaah mesti bersabar menghadapi cobaan dari Allah," papar legislator asal Dapil Kalsel I ini.

Senator DPD RI asal Kalsel, Habib Abdurahman Bahasyim meminta Kemenag untuk terus menerus memastikan kondisi jemaah selama di asrama haji Pondok Gede. 

"Kemenag harus memastikan semua fasilitasnya memadai. Saya sudah memonitor melalui jemaah di sana, mereka inginnya tetap berangkat ke Makkah," ujar Habib Banua, sapaannya.

Termasuk urusan konsumsi, Habib Banua meminta Kemenag segera turun tangan membantu persoalan tersebut  "Mereka ini [diduga] korban penipuan, Kemenag harus mengawal mereka sampai keberangkatan mereka tetap terlaksana," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner