Menyambut Bulan Ramadan

Jelang Ramadan, Permintaan dan Harga Bunga Tabur di Magelang Naik Dua Kali Lipat

Pedagang bunga di Kabupaten Magelang mengalami kenaikan omset penjualan hingga 60 persen menjelang bulan Ramadan.Selain jumlah penjualan, beberapa jenis bunga

Featured-Image
Bunga tabur di Magelang mengalami kenaikan harga, Senin 20 Maret 2023

bakabar.com, MAGELANG - Pedagang bunga di Kabupaten Magelang mengalami kenaikan omset penjualan hingga 60 persen menjelang bulan Ramadan.
Selain jumlah penjualan, beberapa jenis bunga juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, bahkan hingga dua kali lipat.

Seorang pedagang yang ditemui di Pasar Rejowinangun, Edi (45) mengatakan permintaan bunga biasanya mengalami kenaikan ketika memasuki bulan Ruwah (bulan arwah) dan menjelang Ramadan.

Menurut dia, kenaikan tersebut disebabkan karena tingginya permintaan selama bulan Ruwah dan menjelang Ramadan, namun pasokan bunga tidak ditambah.
Edi menuturkan bunga yang laris dijual saat Ramadan tidak dihitung per batang, melainkan per tambir atau wadah dari bambu dengan diameter kurang lebih 45 sentimeter.

"Harga satu tambir dari semula Rp 25.000 sekarang dijual Rp 60.000," kata Edi saat ditemui bakabar.com, (20/3).

Baca Juga: Menyusuri Tradisi Nyadran di Lereng Damalung

Bunga yang dibeli tersebut selanjutnya digunakan untuk nyekar atau ziarah ke makam leluhur atau keluarga yang dihormati. Jika biasanya dalam satu hari ia menjual 5 tambir, menjelang Ramadan, Edi bisa menjual lebih dari 10 tambir bunga.

"Biasanya ramai di hari Sabtu, Minggu, di pagi hari, yang beli tidak hanya dari Magelang, tetapi juga dari daerah-daerah lain yang kebetulan berkunjung," jelasnya.

Dalam sehari, Edi mengaku bisa meraih keuntungan kurang lebih Rp 300.000 hingga Rp 500.000 selama bulan Ruwah. Padahal saat hari biasa, ia hanya mendapat keuntungan Rp 75.000 hingga Rp 100.000 per harinya.

"Puncaknya nanti H-1 puasa, setelah itu kembali normal atau malah sepi," jelasnya.

Baca Juga: Kompleks Pemakaman Gunungpring Magelang Ramai Dipadati Peziarah

Laki-laki paruh baya yang sudah 35 tahun berjualan bunga itu biasanya membuka lapaknya pukul 07.00 dan tutup pukul 15.00 WIB. "Setiap hari buka, jualan dibantu istri tidak pernah tutup kecuali sedang ada acara yang sangat penting," kata Edi yang sehari-hari tinggal di Nambangan.

Sementara itu, ditanya untuk jenis bunga lainnya, Edi mengatakan tidak ada perubahan harga maupun jumlah permintaan di pasar.

"Kami juga sedia bunga hias, karangan bunga dan bucket, tapi tidak ada perubahan, yang naik hanya awur-awur (bunga tabur)," tuturnya.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner