bakabar.com, BANJARMASIN – Pembangunan restoran terapung yang berada tidak jauh dari Siring RE Martadinata ditargetkan rampung sebelum puncak Hari Jadi Banjarmasin ke-493 pada Selasa (24/09) besok.
Kepala Dewan Koperasi, Sumarno menuturkan pembangunan restoran terapung tersebut sudah mencapai 95 persen.
“Lantai keramik sudah terpasang semua. Tapi ada sedikit perubahan lagi, tangga untuk musala dan ruangan VIP akan dipindah,” ujarnya.
Perubahan posisi tangga itu diketahui atas saran dari Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina. Ibnu Sina menilai tangga tersebut banyak memakan tempat yang mestinya bisa dimaksimalkan untuk tempat tamu undangan. Untuk sementara, posisi tangga akan dipindah ke bagian samping.
Tak hanya tangga, posisi toilet juga akan berubah. Namun perombakan tersebut akan dilakukan setelah puncak Harjad Kota Banjarmasin selesai dilaksanakan.
Pembangunan restoran terapung sudah menghabiskan biaya kurang lebih Rp 800 juta. Untungnya, uang yang terkumpul dari swadaya secara koperasi juga kurang lebih Rp 800 juta. Ia mengungkapkan pembangunan restoran terapung tidak menggunakan APBD.
“Untungnya pembangunan sudah hampir selesai. Target awal memang dianggarkan Rp 1 miliar,” terangnya.
Posisi restoran terapung yang berada di atas Sungai Martapura membuat sebagian orang mempertanyakan terkait pembuangan limbahnya. Namun, Sumarno menerangkan terkait masalah limbah pihaknya sudah bekerjasama dengan PD PAL Banjarmasin. Ia memastikan Sungai Martapura tidak akan tercemar.
Restoran terapung itu yang terbuat dari bekas tongkang batubara kini sudah bisa digunakan para pengunjung untuk duduk santai sembari menikmati pemandangan Sungai Martapura.
“Kami sudah menyiapkan kursi dan meja. Karena nanti juga akan digunakan pada malam puncak, sehingga tamu luar kota bisa merasakan sensasi santai di bantaran Sungai Martapura,” pungkasnya.
Baca Juga: Berpartisipasi Meriahkan Harjad Banjarmasin, Ini Langkah Seorang Penambal Ban
Baca Juga: Gerak Jalan Santai di Banjarmasin Timur berlangsung Meriah
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Puja Mandela
