bakabar.com, BANJARMASIN – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Kalimantan Selatan (Kalsel) 2020 diprediksi berlangsung sengit.
Demi mengantisipasi potensi perpecahan antarmasyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalsel mengambil sikap.
“Diharapkan tokoh-tokoh agama dapat berperan dalam pencegahan radikalisme dan separatisme,” ucap Kepala Kesbangpol Kalsel, Heriansyah saat Rapat Koordinasi Pencegahan Radikalisme dan Terorisme, Selasa (1/12).
Menurutnya, tim pencegahan radikalisme dan terorisme harus berperan aktif menjaga Kalsel.
Saat ini sudah ada tim pencegahan radikalisme dan terorisme yang tergabung dalam Komunitas Intelejen Daerah (Kominda).
“Mereka terdiri dari aparat kepolisian, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kejaksaan dan Bank Indonesia,” katanya.
Heri enggan peristiwa nahas beberapa waktu lalu di Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) terulang kembali.
“Ini harus bisa diantisipasi,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Kalsel, Aliansyah Mahdi terus berupaya mengantisipasi adanya potensi perpecahan menjelang Pilkada Serentak Kalsel 2020 nanti.
“Artinya ada potensi perpecahan,” ungkapnya.
Menurutnya, terdapat sejumlah kubu yang masing-masing menjagokan pasangan calon. Hal itu terlihat dari unggahan-unggahan di media sosial.
“Menyikapi Pilkada 9 Desember 2020 ini masing-masing harus menjaga keutuhan dan kebersamaan,” tegasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar jangan sampai menelan mentah-mentah berita di media sosial.
“Harus bijaksana, selektif dan lebih memfilter lagi. Jadi disaring dahulu, dilihat dan dibaca terlebih dahulu. Harapan kita Pilkada berjalan lancar dan damai,” pungkasnya.