Jemaah Umrah Terlantar

Janggal Tarif Umrah Jemaah Kalsel-Tim yang Terlantar di Jakarta

Tarif jemaah asal Kalsel dan Kaltim yang kini terlantar di asrama haji Pondok Gede lebih tinggi di atas standar Kemenag.

Featured-Image
Sejumlah jemaah asal Kalsel yang terlantar di Jakarta sedang beribadah di masjid asrama haji Pondok Gede. apahabar.com/Dian Finka Sharon

bakabar.com, BANJARBARU - Gagal ke Mekah, nasib ratusan jemaah PT Naila Syafaah asal Kalsel dan Kaltim (Kalsel-Tim) malah terkatung-karung.

Sudah enam hari lamanya mereka ditampung Kemenag RI di asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Sedikitnya sudah tiga kali mereka berpindah-pindah penginapan.

"Kami sudah sempat tiga kali pindah, sempat juga diusir dari penginapan," jelas Suriati salah seorang jemaah asal Tanah Laut kepada bakabar.com di asrama Pondok Gede, Rabu (5/10) malam.

Terkatung-katung tanpa kejelasan, sebagian jemaah memilih pulang ke Banjarmasin. Mereka yang bertahan mayoritas belum memiliki ongkos pulang. Dihadapkan dengan persoalan lain yaitu konsumsi, sebabnya tak semua jemaah mampu membeli makan.

"Jarak gedung tempat kami menginap juga jauh untuk ke luar, tak semua jemaah di sini orang mampu," ujar salah satu jemaah, Habib Faturahman Bahasyim.

Langkah hukum pun diambil oleh para jemaah dengan mempolisikan PT Naila ke kepolisian atas dugaan tindak penipuan. Mereka berharap tetap diberangkatkan umrah dalam waktu dekat, atau kembali uang.

"Kami bayar Rp31 juta per jemaah," sahut jemaah lainnya ditemui usai beribadah di masjid asrama.

Diketahui keran pemberangkatan jemaah umrah Indonesia di tengah pandemi Covid-19 kembali dibuka Kemenag RI sedari awal 2022 lalu. Berapa sebenarnya biaya keberangkatan 2022 sesuai standar Kemenag?

Kemenag RI, seperti dilansir Bisnis.com, mengungkapkan biaya umrah semasa pandemi Covid-19 pada 2022 berkisar Rp18 sampai Rp28 juta. Belum termasuk tes PCR dan karantina.

Harga paket umrah pada tahun ini membengkak karena adanya berbagai aturan yang harus dibatasi kapasitasnya, mulai dari bus hingga kamar hotel sehingga butuh biaya tambahan.

Sengkarut keberangkatan ratusan jemaah belakangan mengundang perhatian anggota DPR RI, Syaifullah Tamliha. Melihatnya bak uang logam bersisi dua, Tamliha menyebut aktivitas penerbangan kini sedang penuh sesak oleh wisatawan.

"Karena sudah tak lagi pandemi," ujarnya kepada bakabar.com.

Baca: URGEN! Jemaah Umrah Kalsel-Tim yang Terlantar Kesulitan Makanan

Harga tiket sedang mahal-mahalnya, tersedianya seat atau kursi untuk jemaah pun sangat kecil. Tamliha berpandangan tentu saja kondisi sekarang tak bisa disamakan dengan awal tahun lalu. Kondisi sekarang tentu beda hingga menyulitkan penyelenggara umrah yang sebelumnya telah menawarkan biaya di bawah Rp50 juta per jemaah.

"Maka sulit terpenuhi," ujar Legislator PPP asal Kalsel tersebut.

Tamliha kurang sepakat jika jemaah menempuh jalur hukum. Ia lebih menyarankan para jemaah dan travel penyelenggara umrah duduk berunding mengatur ulang jadwal pemberangkatan.

"Agar mereka tetap berangkat umrah meski mesti tertunda. Saya berharap jemaah mesti bersabar menghadapi cobaan dari Allah," papar Tamliha.

Jika permasalahan tersebut dibawa ke ranah hukum, Tamliha khawatir justru terjadi dua pilihan hukum. Yaitu pidana atau perdata.

"Jika pidana, saya khawatir uang biaya umrah akan hangus dan jika perdata masalahnya akan panjang dan butuh waktu inkrah tahunan," imbuhnya.

Disinggung apa yang sudah dilakukan pihaknya sebagai wakil rakyat dari Kalsel, Tamliha yang saat ini tengah berada di Praha, Ceko hanya bisa mendoakan para jemaah.

"Semoga Tuhan memberikan ketabahan dan kesabaran untuk para jemaah untuk menunaikan panggilan ibadah," ujar legislator asal daerah pemilihan Kalsel I ini.

Dilengkapi oleh Dian Finka Sharon

Editor
Komentar
Banner
Banner