bakabar.com, RANTAU – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tapin angkat bicara terkait jalan rusak di Matang Asam Desa Lawahan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin.
Kepala Dinas PUPR Tapin, H Yustan Azidin mengatakan pihaknya akan segera evaluasi rusaknya jalan Matang Asam tersebut.
“Masyarakat bisa sampaikan saja usulan di Musrembang dan nanti akan akan segera kita tindaklanjuti dengan evaluasi,” jelasnya kepada bakabar.com, Kamis (5/8).
Ia mengatakan bila kerusakan jalan tersebut akibat angkutan material pembuatan sarang walet, maka pihaknya akan kembali intens melakukan evaluasi.
“Bagaimana pun caranya, perlu ada evaluasi yang intens karena jika sudah diperbaiki dan masih ada aktivitas itu otomatis jalan pasti kembali rusak,” jelasnya.
Ia mengatakan untuk masyarakat di sepanjang jalan tersebut pasti terdampak selama masih ada aktivitas angkut material untuk pembangunan sarang walet.
“Nanti kita cek dulu gimana kondisi kerusakannya,” ucap Kepala Dinas PUPR Tapin.
Diwartakan sebelumnya, Jalan di Matang Asam, Desa Lawahan, Tapin Selatan, Tapin, mengalami rusak parah dalam beberapa tahun ini.
Diduga rusaknya jalan di daerah tersebut akibat angkutan material untuk pembangunan sarang walet.
Kepala Desa Lawahan, Indriyadi, mengatakan bahwa rusaknya jalan di Matang Asam memang sudah lama dan sebelumnya tiap tahun sudah diusulkan untuk dilakukan perbaikan.
"Sekitar 2 tahun yang sempat ingin diperbaiki namun terhenti, mungkin karena ada Covid-19. Setiap tahun kita ajukan terus, pokoknya kalau ada musrembang kita usulkan terus," jelas pria akrab di panggil Pembakal Yadi.
Ia mengatakan rusaknya jalan tersebut diduga akibat mobil angkutan material pembangunan sarang walet dan lamanya sudah sekitar tiga tahunan yang lalu.
"Mobil angkutan material untuk membangun sarang burung walet, ada sekitar sepuluhan sarang burung dan tidak ada retribusi buat desa. Cuma, itu waktu sebelum kita menjabat sebagai kepala desa," ungkapnya.
Pembakal Yadi berharap di sepanjang jalan Matang Asam itu agar secepatnya bisa diperbaiki, karena ada ada ratusan kepala keluarga yang tinggal dan utama mereka.
"Ada 250 kepala keluarga. Kalau bisa kepada pemerintah daerah tolong diperbaiki karena sudah banyak keluhan masyarakat," harapnya.
"Kalau memakai dana desa itu tidak cukup, karena banyak juga untuk keperluan pembangunan yang lain. Panjang jalannya kurang lebih 3 kilometer," tutup Yadi.