bakabar.com, MARABAHAN – Akibat kerusakan yang kian parah, jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, ditutup sementara untuk mobil bertonase besar.
Penurunan kualitas jalan nasional di Gampa Asahi sudah berlangsung dalam dua bulan terakhir. Akibatnya sejumlah truk amblas dan menimbulkan kemacetan.
Lantas untuk mengurai kemacetan, diberlakukan sistem buka tutup sejak 8 Februari 2021. Cara ini terbukti berhasil mengurai kemacetan.
Meski menjadi solusi kemacetan, sistem buka tutup tidak mengurangi beban jalan. Justru jalan bertambah rusak, karena setiap hari dilintasi mobil angkutan bertonasi besar.
Situasi ini semakin berat dalam sepekan terakhir, karena beberapa kali truk amblas. Kondisi tersebut mengambat lalu lintas, termasuk mobil-mobil kecil.
Akhirnya diputuskan jalan ditutup sementara untuk mobil bertonase besar, sembari menunggu perampungan perbaikan sementara, Minggu (14/3).
Perbaikan sementara yang dilakukan adalah menutup ruas jalan rusak dengan hamparan kayu galam. Agar lebih kuat, galam harus ditutup tanah dan batu base cross.
“Sesuai arahan dari Bupati dan Wakil Bupati Barito Kuala, dilakukan perbaikan sementara berupa penghamparan kayu galam,” jelas Juliannor Fatahillah, Camat Rantau Badauh.
“Sekarang galam sudah mulai diampar masyarakat dan relawan. Sedangkan batu base cross diperkirakan paling lambat datang, Senin (15/3) pagi,” imbuhnya.
Sementara batu belum tiba, truk-truk bertonase besar terpaksa harus menunggu. Dikhawatirkan galam yang sudah diampar, tidak sanggup menahan beban.
“Kalau dilewati kendaraan bertonase besar, galam tak mampu menahan beban. Seandainya amblas lagi, tak cuma kendaraan bersangkutan yang terdampak. Pengguna jalan lain ikut terhenti atau memilih jalur alternatif,” imbuhnya.
Masalahnya rencana itu sempat tak berjalan mulus, karena terdapat truk yang menyelonong masuk. Akibatnya jalan yang semula dikhususkan angkutan pribadi, akhirnya kembali rusak.
“Akhirnya masyarakat dan relawan mengamparkan galam lagi di jalan yang rusak. Selama proses ini, jalan ditutup total,” tegas Juliannor.
“Kalau pengamparan galam sudah selesai, jalan bisa dibuka lagi. Seperti rencana sebelumnya, kami memprioritaskan kendaraan pribadi dulu,” imbuhnya.
Situasi ini akhirnya membuat antrean mobil yang cukup panjang, baik di Sungai Gampa maupun di perbatasan Gampa Asahi dengan Desa Pindahan Baru.
Sebelumnya juga sudah dilakukan pengurukan batu gunung, baik swadaya masyarakat maupun bantuan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan.
“Namun akibat hujan dan dilewati truk-truk bertonase besar, jalan kembali rusak lumayan parah di beberapa titik,” tandas Juliannor.