bakabar.com, MARABAHAN – Tak kunjung meningkatkan jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan mendapat sorotan.
Penurunan kualitas jalan nasional di Gampa Asahi sudah berlangsung dalam dua bulan terakhir. Sudah puluhan truk amblas dan menimbulkan kemacetan.
Terkadang kemacetan yang harus diterima pengendara mobil bisa mencapai lebih dari 1 jam, tergantung dari tingkat kesulitan evakuasi truk amblas.
Kerusakan sedemikian rupa sudah diprediksi lebih cepat terjadi, karena peningkatan curah hujan dan peningkatan lalu lintas mobil angkutan bertonase besar.
Terlebih sejak status ditingkatkan dari jalan provinsi menjadi jalan nasional, struktur ruas jalan sepanjang 3 kilometer itu belum berubah. Hal paling nyata adalah lebar badan jalan.
“Kami sudah sejak awal bersurat kepada BPJN untuk memperhatikan perawatan jalan tersebut,” jelas Wakil Bupati Barito Kuala, H Rahmadian Noor, Minggu (14/3).
“Praktis sejak jembatan di Mataraman belum bisa dilewati truk-truk besar, Batola menjadi jalur perlintasan utama,” imbuhnya.
Artinya kalau jalan nasional di Gampa Asahi tidak diperbaiki, akses angkutan besar ke Banua Anam maupun sebaliknya, otomatis ikut terhambat.
“Makanya kami meminta sekali lagi supaya segera dilakukan pemeliharaan rutin. Bupati Batola sendiri sudah mengontak Penjabat Gubernur terkait perihal ini dan memohon segera ditangani,” beber Rahmadian Noor.
Sementara Kepala BPJN Kalsel, Syauqi Kamal, menjelaskan bahwa pelebaran ruas badan jalan Gampa Asahi menjadi 7 meter sudah dalam proses lelang.
Proyek ini merupakan kelanjutan pelebaran jalan nasional dari Simpang Serapat di Kecamatan Alalak, hingga perbatasan Desa Pindahan Baru dengan Gampa Asahi yang dikerjakan secara multiyears.
“Sambil menunggu kontrak, kami sudah melakukan beberapa pemeliharaan jalan,” ungkap Syauqi Kamal yang dihubungi terpisah.
“Beberapa kali dilakukan pemeliharaan. Namun karena kendaraan yang melintas adalah truk dengan muatan berat, jalan pun kembali rusak,” tandasnya.