bakabar.com, JAKARTA - Terpilihnya Provinsi Bali menjadi lokasi tuan rumah penyelenggaraan forum internasional KTT G20 memberikan dampak positif bagi kawasan tersebut.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengungkapkan dampak yang paling dirasakan adalah perbaikan dan pembangunan infrastruktur. Adapun nominal yang diterima sebesar Rp800 miliar yang berasal dari APBN.
Perbaikan infrastruktur tersebut dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan KTT G2O, sekaligus meningkatkana kualitas Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Baca Juga: KTT G20 Lahirkan Deklarasi Bali 2022
"Gedung VVIP itu sangat bagus, Presiden juga mengatakan itu bagus banget dan saya kira itu terbaik di Indonesia bahkan dunia, itu dihibakan kepada Pemprov Bali. Kita juga diberikan kawasan tempat penyemaian mangrove yang sangat indah, itu akan jadi destinasi wisata alam dengan penataannya yang sangat bagus," katanya seperti dilansir Antara, Minggu (19/11).
Titik Lokasi Perbaikan
Selama perjalanan G20 di Bali, Gubernur Koster mengaku mendapat tugas pengawasan dan percepatan pembangunan serta penataan infrastruktur dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Adapun yang berlangsung di Bali selain pembangunan Gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dan penataan mangrove Tahura adalah pembangunan bagian depan Pura Luhur Candi Narmada dan pembangunan taman di depan patung I Gusti Ngurah Rai Tuban.
Baca Juga: Sukseskan KTT G20, BMKG Taburi Langit Bali 29 Ton Garam
Selain itu, juga dilakukan penataan dan pembangunan sarana-prasarana di Garuda Wisnu Kencana, penataan Jalan Tol Bali Mandara, pelebaran jalan dan penataan di sejumlah jalur pejalan kaki.
"Ini membuat Bali menjadi sangat rapi dan indah, dipergunakan untuk G20 tapi begitu selesai ini bermanfaat dalam rangka mendukung ekosistem kepariwisataan Bali agar naik kelas ke depan. Ini berjangka panjang, selain itu kemudian juga produk-produk lokal Bali digunakan untuk jamuan di hotel," kata Koster.
Manfaat untuk UMKM Bali
Ia menyebut manfaat langsung di luar infrastruktur juga terbentuk khususnya bagi masyarakat seperti penggunaan produk lokal dari sajian makanan, kain endek, suvenir dari UMKM dan IKM lokal, hingga kebudayaan yang disorot.
"Saya sudah dapat respons dari IKM dan UMKM, mereka sangat bangga karena kain tenun endeknya dan produk kerajinannya dipakai. Tentu bukan satu-satunya produk lokal Bali yang dipakai, juga Indonesia karena menggambarkan produk dari daerah lainnya, tapi Bali sudah dapat tempat yang istimewa," kata dia.
Peluang Terbukanya Jalan Investasi
Selain itu, selama G20, Koster menyebut ada pembicaraan berkaitan dengan investasi di Bali, dari rencana pembangunan jalan tol, kereta listrik, energi bersih hingga kendaraan listrik.
Baca Juga: Sindikat Pembobol Bank Kalsel Dibui di Bali, Nama ‘Superman’ Mencuat
Selama acara, Pemprov Bali turut terlibat dalam hal pemasangan penjor yang menggunakan dana APBD Provinsi Bali sebesar Rp3 miliar dan biaya tarif penyambutan delegasi Rp400 juta, menurutnya nominal tersebut tak setimpal dari yang diperoleh Bali pada akhirnya.
"Itu tidak ada artinya kalau dibandingkan dengan Rp800 milyar dibangun infrastruktur untuk Bali yang akan mempunyai efek ekonomi luar biasa, jadi tidak pantas dibandingkan,” pungkasnya.