bakabar.com, BANJARMASIN - Kalsel mesti produktif meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mengingat status provinsi ini sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Saat ini daerah harus berorientasi pada sektor produktif. Agar berjalan lebih optimal guna mendorong terjadinya peningkatan kegiatan dan kreativitas usaha," kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Penerimaan Negara, Oza Olavia dikutip, Minggu (1/10).
Kata dia, pemerintah daerah juga perlu mengembangkan creative and sustainable financing. Sehingga dapat melaksanakan prioritas pembangunan di wilayah masing-masing.
Baca Juga: MRT dan Kereta Cepat IKN Dibangun Setelah 2024
Salah satunya, memberikan prioritas dalam penyediaan sarana dan prasarana ekonomi. Tentu saja yang dapat memicu kegiatan ekonomi baru. Termasuk sektor produktif.
Oza hadir dalam Rapat Komite dan Press Conference Forum Assets Liabilities Committee (ALCO) di Banjarmasin, Jumat (29/9) tadi.
Pada kesempatan itu ia menyampaikan perlunya membentuk lembaga pengelola dana abadi daerah. Agar masyarakat Kalsel memperoleh dampak lebih besar dari majunya sektor pertambangan dan penggalian.
Kemudian penggunaan sumber daya juga mesti lebih diarahkan ke Kalsel. Termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Hal ini semua dilakukan untuk mendukung Kalimantan Selatan sebagai gerbang IKN," tegasnya.
Biar tahu saja. Kinerja makro ekonomi di Kalsel masih menunjukkan angka pertumbuhan yang tinggi. Sebesar 4,96 persen secara tahunan.
Angka tersebut masih berada dalam kisaran target pertumbuhan ekonomi 2023. Antara 4,40 hingga 5,20 persen. Tetapi lebih rendah dari capaian nasional 5,17 persen.
Baca Juga: Megaproyek IKN Serap 21,8 Persen Budget 2023
Tingkat inflasi di Kalsel pada Agustus tadi masih terkendali dengan baik. Tercatat sebesar 4,36 persen (yoy). Di atas rata-rata nasional yang mencapai 3,27 persen (yoy). Dan juga tertinggi dibandingkan regional Kalimantan.
Hanya saja, secara bulan ke bulan Kalsel mengalami sedikit deflasi. Angkanya 0,004 persen.
Beberapa jenis barang sebagai penyumbang inflasi terbesar antara; beras, bensin, rokok kretek filter, angkutan udara, ikan gabus dan cumi-cumi asin.
Sedangkan yang menahan laju inflasi adalah bawang merah, beras, dan pepaya.