debat cawapres

Internet Masih Susah, 3 Cawapres Tak Singgung Ketimpangan Digital

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyayangkan ketiga cawapres tidak membahas soal ketimpangan digital pada debat

Featured-Image
debat cawapres di JCC Senayan, Jakarta yang membedah sejumlah isu ekonomi. Foto: Istimewa.

bakabar.com, JAKARTA - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyayangkan ketiga cawapres tidak membahas soal ketimpangan digital pada debat cawapres di JCC Senayan, Jakarta, Jumat malam (22/12).

Ia menilai ketiga cawapres sama sekali tak menyentuh persoalan ketimpangan digital di Indonesia yang masih menjadi masalah yang ditemukan di banyak daerah.

"Soal digitalisasi, belum ada yang membahas mengenai ketimpangan digital dari sisi aspek infrastruktur dan penggunaan teknologi. Masalah SDM (sumber daya manusia) memang banyak dibahas, tetapi masalah utamanya masih banyak blank spot, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar)," kata Nailul di Jakarta, Sabtu (23/12).

Baca Juga: DPRD Kaltim Kritik Ketiadaan Internet di Wilayah Desa Tertinggal

Menurutnya Mahfud MD, sempat menyinggung mengenai korupsi yang telah dia selamatkan selama menjabat sebagai menkopolhukam, namun mereka tak membahas permasalahan dalam pembangunan infrastruktur digital, terutama korupsi.

"Harusnya, jadi isu dalam penyediaan infrastruktur digital," tambahnya.

Menurutnya, ketiga cawapres, hanya fokus pada ke SDM tanpa menyasar dua permasalahan pokok lainnya, yaitu infrastruktur digital dan penggunaannya, yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Baca Juga: Debat Cawapres, Gibran Usung Narasi Besar hingga Hilirisasi Digital

"Kemudian, masalah penggunaan yang belum di-address. Apabila infrastruktur dan SDM bagus, apakah mereka akan menggunakannya untuk kegiatan produktif? Belum tentu. Ada kondisi di mana mereka bingung dalam pemanfaatan digital ini," sebutnya.

Lebih lanjut, Nailul merinci kampanye cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang menjanjikan kredit usaha sebesar Rp150 triliun untuk mendongkrak ekonomi, meragukan untuk bisa diimplementasikan secara efektif.

Selanjutnya, mengenai gagasan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, yang sempat menyinggung hilirisasi digital, namun sekadar dalam tahap mendorong dan melatih SDM.

Baca Juga: Korupsi BTS Seret Menkominfo, Indef: Warga Desa Butuh Internet Cepat

"SDM yang diutarakan Gibran pun hanya mendorong, melatih, tanpa menyentuh masalah pokok, yaitu integrasi ICT (Information and Communication of Technology) dengan pendidikan di usia dini," tuturnya.

Sementara itu, Mahfud MD terkait perlindungan konsumen dari pinjaman daring (pinjol) ilegal. Dia menilai hal itu bisa dielaborasi lebih lanjut mengenai rencana yang telah disiapkan sebagai bentuk keseriusan pasangan calon Ganjar-Mahfud dalam memerangi pinjol ilegal.

"Perlindungan pinjol harusnya ditekankan pada pinjol ilegal yang merugikan dan pencegahan informasi. Nampaknya, tidak dielaborasi lebih jauh bagaimana langkah-langkahnya," tukasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner