LIFESTYLE

Inspirasi di Balik Logo 'Swoos' yang Tak Sesimpel Bentuknya

Segelintir orang seringkali merasa bangga tatkala memakai sepatu ataupun apparel berlogo centang. Itulah Swoos yang menjadi logo paling ikonik di dunia.

Featured-Image
Kisah di balik logo NIKE (Foto: statehouse)

bakabar.com, JAKARTA – Segelintir orang seringkali merasa bangga tatkala memakai sepatu ataupun apparel berlogo centang. Itulah Swoos yang menjadi logo paling ikonik dan bergengsi di dunia.

Logo yang nampak sederhana itu mampu membuat produk-produknya laris manis. Malahan, di tengah krisis fiskal akibat pandemi covid-19, Swoosh sukses mendulang pendapatan sekitar USD37,4 miliar atau setara Rp537 triliun pada tahun 2020.

Namun, siapa sangka, di balik kemampuannya menghasilkan nominal fantastis, sang pembuat logo Swoosh hanya mendapat upah sebesar USD35 atau setara Rp470.000. Ditambah lagi, si pencetus logo kala itu bukanlah seorang profesional, melainkan masih berstatus mahasiswa.

Lantas, sebenarnya seperti apa kisah di balik pembuatan logo NIKE? Melansir berbagai sumber, inilah rangkuman informasinya.

Baca Juga: Pesona Uang Kuno, Koleksi atau Jual?

Adalah Carolyn Davidson, mahasiswi seni grafis di Portland State University, yang mencetuskan logo Swoosh. Campur tangan Davidson bermula ketika salah seorang pendiri NIKE, Phil Knight, 'mendekati' mahasiswa tersebut saat dirinya sedang mengajar di kampus yang sama.

Knight mendengar bahwa Davidson tengah mencari pekerjaan sampingan guna membayar sebuah kursus. Dia pun menawarkan mahasiswi itu untuk membuat sejumlah grafis dengan bayaran kerja USD2 per jam.

Davidson menyetujui tawaran tersebut dan resmi menjadi pekerja lepas di perusahaan Knight. Hingga akhirnya, pada tahun 1971, Knight meminta sang mahasiswi untuk merancang 'stripe', yang merupakan istilah slang logo sepatu kala itu, merujuk pada Adidas.

"Knight suka garis (logo) Adidas. Itu jadi masalah buat saya. Di situ tantangannya, ketika kamu benar-benar suka sesuatu, cobalah untuk mendapatkan sesuatu itu dengan melihat dari sisi yang berbeda," kenang Davidson, dikutip dari todayifoundout.com, Rabu (21/9).

Terinspirasi dari Dewi Nike

Davidson mengambil inspirasi dari Dewi Nike, yang merupakan dewi kemenangan dalam mitologi Yunani. Sosoknya yang bersayap mengilhami mahasiswi itu untuk membuat logo centang.

Meski nampak sederhana, logo Swoosh mengandung makna filosofis, di mana merujuk pada kecepatan dan gerakan. Bila diartikan, swoosh sendiri berarti 'wuss' yang bermakna secepat kilat, sebagaimana sang Dewi Nike yang mampu terbang dengan cepat.

Proses pembuatan logo tersebut pun terbilang cepat, di mana tak sampai memakan waktu sehari. Davidson berhasil merampungkan logo Swoosh hanya dalam kurun waktu 17,5 jam. Merujuk pada aturan upahnya per jam, maka mahasiswi ini mendapat bayaran sebesar USD35.

Nasib sang Pembuat Logo saat Ini

Knight awalnya tak terlalu suka dengan logo buatan Davidson. Namun, dia tetap mencoba memasarkan produknya dengan logo centang tersebut. Hasilnya, Nike berhasil mendunia.

Kesuksesan Nike seperti saat ini tentu tak terlepas dari logo centang ikoniknya. Untuk itu, Davidson pun diganjar upah yang lebih layak.

Dia diberikan sejumlah besar saham perusahaan tersebut yang bernilai sekitar Rp13,5 miliar. Serta, menerima cincin berlian dan emas.

Editor


Komentar
Banner
Banner