Hot Borneo

Inilah Hasil Identifikasi Temuan Diduga Peluru Meriam Kuno di Tanjung Harapan Batola

Temuan bola besi yang ditemukan warga di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola), sudah dikonfirmasi sebagai peluru meriam.

Featured-Image
Polsek Alalak dan warga Desa Tanjung Harapan memeriksa bola besi yang ternyata memang peluru meriam kuno. Foto: Humas Polres Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Sebuah bola besi yang ditemukan warga di RT 02 Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola), sudah dikonfirmasi sebagai peluru meriam.

Benda berwarna hitam pekat tersebut ditemukan tiga warga yang membuat sumur, Rabu (4/1) sekitar pukul 11.00 Wita.

Berdiameter 17 sentimeter dan berat 13,2 kilogram, temuan yang menghebohkan itu lantas dilaporkan kepada kepala desa setempat, lalu diteruskan ke Polsek Alalak, Kamis (5/1).

Sebagai tindak lanjut, Polsek Alalak meminta bantuan Subden 2 Jibom Sat Brimob Polda Kalimantan Selatan untuk memeriksa bola besi yang diduga peluru meriam kuno tersebut.

Lantas berdasarkan hasil identifikasi, benda yang ditemukan Subroto, Zainal Arifin dan Sutrisna itu dikonfirmasi memang peluru meriam.

Baca Juga: Heboh Temuan Diduga Peluru Meriam Kuno di Tanjung Harapan Batola

"Bola besi padat tersebut merupakan peluru meriam kuno yang digunakan dalam peperangan di abad 18," papar Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko, melalui Kasi Humas AKP Abdul Malik, Jumat (6/1).

"Dari hasil analisis yang dilakukan Subden 2 Jibom Sat Brimob Polda Kalsel, benda itu aman dari bahan peledak dan tidak termasuk kategori bom," imbuhnya.

Dalam penjelasan Subden 2 Jibom Sat Brimob Polda Kalsel, meriam merupakan salah satu senjata api tertua yang diperkirakan dibuat sejak 1288.

Umumnya digunakan untuk menembak jarak jauh sebagai bagian persenjataan di kapal laut, benteng maupun artileri medan. Adapun fungsi meriam adalah menghancurkan tiang layar maupun menembus dinding kapal.

Bahkan dalam perkembangan selanjutnya di abad 17, dibuat peluru meriam seberat 15 kilogram yang mampu menembus kayu setebal 1 meter dari jarak tembak 90 meter.

Kemudian memasuki abad 18, bobot peluru meriam dibuat lebih ringan, tetapi dapat ditembakkan dua sampai tiga kali.

Editor
Komentar
Banner
Banner