Peristiwa & Hukum

Ini Penjelasan Keluarga Pengemudi Soal Kecelakaan Honda Brio di Banjarbaru

Kecelakaan di Jalan Ahmad Yani, Km 18 Banjarbaru yang melibatkan 3 mobil dan motor kemarin berbutut panjang.

Featured-Image
Kondisi Iis Mulyani korban kecelakaan Honda Brio di Banjarbaru, pascaoperasi. Foto-apahabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Kecelakaan di Jalan Ahmad Yani, Km 18 Banjarbaru yang melibatkan 3 mobil dan satu motor sempat menjadi sorotan masyarakat Kalimantan Selatan, utamanya netizen banua.

Dalam sebuah video amatir yang diterima bakabar.com, mobil Honda Brio yang dikemudikan Hasbianor melaju kencang dan menabrak dua mobil dan satu motor. Seorang pengendara Iis Mulyani (18) sempat termasuk ke kolong mobil. Beruntung nyawanya selamat setelah menjalani operasi di RS Sultan Agung, Kota Citra Graha, Banjarbaru.

Dalam salah satu rekaman amatir tersebut, ada suara yang menyatakan (dugaan) pengemudi Honda Brio dalam keadaan mabuk, karena memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dugaan itu pun kemudian diamini oleh netizen banua.

Menanggapi video rekaman tersebut, pihak keluarga korban membantah bahwa Hasbi, pengendara Honda Brio, sedang dalam keadaan mabuk.

"Mertua saya tidak mabuk. Beliau mengaku mengalami pusing atau vertigo," kata Hamidan, menantu Hasbi kepada bakabar.com, Minggu (27/8) petang.

Midan menyayangkan  media sosial tanpa tahu duduk perkaranya.

"Kasihan mertua saya. Beliau masih trauma. Usia beliau sudah lanjut," tuturnya.

Midan mengaku bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi pada mertuanya dan korban lainnya. Ia menceritakan, ketika korban bernama Iis dibawa ke rumah sakit, dirinyalah yang meminta korban untuk dirontgen agar bisa diketahui luka yang dideritanya.

"Saya yang menyarankan operasi ketika diketahui tulang di bagian bahu korban patah dan saya yang bertanggung jawab atas biayanya," akunya.

Kembali ke penudingan mertuanya, Madin berharap warga Banua lebih bijak dalam bermedia sosial. Sebab, menurutnya ada hati orang yang tersakiti jika bermedia sosial dengan sembarangan. 

Sementara itu, kondisi Iis kini berangsur membaik. Pascaoperasi, keadaannya mulai normal.

"Kata dokter, Iis masih lemas karena habis operasi, tapi tinggal pemulihan," sahit Fitliadin, paman korban.

Dirinya juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut membantu, baik itu evakuasi, biaya operasi maupun penanganan polisi.

"Intinya kami menganggap ini musibah. Dan terpenting bisa jadi pelajaran dan keponakan kami dapat kembali beraktivitas atau berkuliah," paparnya.

Iis Mulyani merupakan mahasiswi Fukultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat atau ULM.

Editor


Komentar
Banner
Banner