bakabar.com, JAKARTA – Imam Nawawi dalam Kitab Al-Azkar menyebutkan bahwa banyak lafal zikir yang baik dibaca di waktu subuh berasal dari Rasulullah SAW. Mereka yang dapat mengamalkan semuanya terbilang orang beruntung yang mendapatkan nikmat dan anugerah Allah SWT.
Adapun mereka yang tidak sanggup mengamalkan semuanya dapat menyingkat amalan tersebut meski hanya satu lafal zikir.
Imam Nawawi menyebutkan seperti dikutip dari bandungkita.id, sejumlah ayat Alquran yang menjadi dasar anjuran zikir di waktu Subuh, yaitu Surat Thaha ayat 130, Surat Ghafir ayat 55, Surat An-Nisa ayat 148, Al-An‘am ayat 52, An-Nur ayat 36, dan Surat As-Shad ayat 18.
Ada baiknya kami kutip dua ayat darinya sebagai berikut:
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
Artinya, “Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari,” (Surat Thaha ayat 130).
Sedangkan Surat Ghafir ayat 55 berbunyi sebagai berikut:
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
Artinya, “Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu pada pagi dan petang,” (Surat Ghafir ayat 55).
Semua ayat ini menunjukkan anjuran agar manusia berzikir memuji Allah pada waktu subuh atau pagi hari dan tentu saja sore hari.
Imam An-Nawawi menyebut Sayyidul Istighfar sebagai lafal yang baik dan utama dibaca saat subuh atau pagi hari dan petang. Bunyi lafal Sayyidul Istighfar sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Bukhari adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.
Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”
Perihal keutamaan Sayyidul Istighfar yang dibaca waktu pagi atau sore hari disebutkan di ujung hadits riwayat Imam Bukhari. Mereka yang mengamalkan Sayyidul Istighfar kemudian wafat beberapa jam kemudian mendapat garansi surga dari Allah SWT.
إذا قال ذلك حين يمسي فمات من ليلته دخل الجنة، أو كان من أهل الجنة، وإذا قال ذلك حين يصبح فمات من يومه…مثله
Artinya, “Dalam Shahih Bukhari terdapat riwayat dari Syaddad bin Aus RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang membacanya [Sayyidul Istighfar] ketika sore, lalu ia wafat pada malamnya, maka ia masuk surga atau ia tergolong penghuni surga. Siapa yang membacanya ketika pagi, lalu ia wafat pada siangnya, maka nasibnya sama seperti orang yang mengamalkannya pada petang hari,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 63).
Adapun zikir lainnya adalah lafal tasbih sebagaimana dipahami secara harfiah dari ayat-ayat tersebut. Riwayat hadits pada Shahih Muslim menyebut lafal tasbih sebagai berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhānallāhi wa bi hamdih.
Artinya, “Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya.”
Adapun riwayat hadits pada Sunan Abu Dawud menyebut lafal tasbih sebagai berikut
سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhānallāhil ‘azhīmi wa bi hamdih.
Artinya, “Mahasuci Allah yang maha agung dengan segala puji bagi-Nya.”
Imam An-Nawawi, sebagaimana di awal disebutkan, mengatakan bahwa lafal zikir di waktu subuh atau pagi hari begitu banyak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Masih banyak lagi lafal zikir di waktu subuh yang belum tertera di sini. Semua lafal itu mengandung keutamaan luar biasa sebaiknya tidak dilewatkan meski hanya satu jenis zikir. Wallahu a‘lam.(Bgk)
Editor: Aprianoor