bakabar.com, BANJARMASIN - Pelaku pencurian mesin pompa air BPK di Banjarmasin akhirnya tertangkap. Otak pencurian itu pun sudah diketahui. Ia mengungkapkan latar belakang mengapa nekat melakukan pencurian.
Pelaku pencarian ada dua orang, yakni Fitria Hairunnisa (20) dan Diansyah (44). Fitria tinggal di Jalan Sutoyo S, Gang 19, Kelurahan Telaga Biru. Sementara Diansyah di Kelurahan Pelambuan.
Orang yang menjadi otak pencurian kemudian diketahui adalah Fitria Hairunnisa (20).
Pada polisi, Fitria mengaku tengah terlilit utang dari pinjaman online (pinjaman online). Untuk melancarkan aksinya, Fitri menyewa orang dan tosa untuk membawa kabur mesin curiannya.
“Uang hasil penjualan mesin untuk membayar hutang Pinjol,” kata Kanit Reskrim Polsek Banjarmasin Barat, Ipda Hendra Agustian Ginting, Kamis (1/12).
Agar segera mendapatkan uang, ia menjual mesin itu ke tukang besi dengan harga miring. Alasanya, kalau diperbaiki biayanya mahal.
“Mesin sempat di tawarkan Rp450 ribu ke tukang besi bekas dengan alasan kalau diperbaiki juga mahal biayanya,” sambung Kanit Ginting.
Fakta lain selain menjual murah, Fitria jua menjanjikan uang hasil penjualan dengan Diansyah, ia akan dibayar Rp50-100 ribu atas jasanya.
Kini Fitria ditahan di sel khusus perempuan Polresta Banjarmasin.
Kanit Ginting mengatakan kedua ditangkap pada Senin (28/11) sore kemarin,
“Persisnya di depan Gang Suryanata, Telaga Biru sekitar pukul 18.00 Wita,” kata Ipda Hendra Agustian Ginting, Rabu (30/11).
Merasa ada kesempatan, Diansyah dan Fitri sebelumnya berhasil membawa kabur pompa pemadam merek Tohatsu v75 warna merah milik BPK Komandan di Jalan Sutoyo S, Gang 20, RT 13, Kelurahan Telaga Biru, Banjarmasin Barat.
Aksi keduanya terbilang nekat, selain mengondol mesin berpiston ganda buatan Jepang itu juga membawa oprasional BPK berupa kendaraan roda tiga merek Tosa.
Aksi itu mereka lakukan pada Minggu (27/11) pagi.
Kemudian, aksi pencurian itu baru disadari pada sore harinya, saat para anggota BPK akan memakai mesin untuk latihan rutin.Mesin itu sebenarnya kembali, tak lama setelah kabar kehilangan itu tersebar di media sosial.
Ada tiga orang yang mengembalikan mesin itu karena enggan berurusan dengan Polisi. Mereka membeli mesin tersebut dari tangan Fitria dan Diansyah.
“Meski sudah dikembalikan ada beberapa bagian yang hilang dari mesin jadi tidak bisa digunakan,” kata salah seorang anggota BPK Komandan.
Pihaknya yang merasa dirugikan pun langsung mengadukan hal itu pada polisi dan meminta supaya 2 pencuri tersebut diproses hukum.