bakabar.com, JAKARTA - Indonesia sedang mengejar target minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di 2030. Komitmen itu dibangun melalui Bali Commitment.
Bali Commitment ditandatangani Manajemen SKK Migas bersama para CEO kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Dilakukan dalam International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, Kamis (21/9).
"Diharapkan akan menjadi panduan kami dalam melaksanakan pekerjaan setiap harinya," ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.
Baca Juga: Eksplorasi Laut Dalam, SKK Migas: jadi Fokus Penemuan Cadangan Migas
Bali Commitment berisi deklarasi komitmen untuk melakukan upaya-upaya jangka pendek. Lalu mempersempit kesenjangan produksi terhadap target APBN 2023 dan 2030.
Salah satunya dengan melakukan kegiatan usaha hulu migas. Tentu saja secara masif, agresif dan efisien.
Selain itu, para CEO juga berkomitmen menyiapkan program kerja dan anggaran 2024 secara masif, agresif dan efisien. Sesuai dengan komitmen kepada pemerintah dan target 2030.
Baca Juga: SKK Migas-Eni North Ganal Tajak Sumur Eksplorasi Geng North-1
"Semua ini tentunya juga dibarengi dengan komitmen untuk memastikan kegiatan operasi dilaksanakan dengan menerapkan standard keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan," tutup Dwi.
Biar tahu saja. Industri hulu migas membutuhkan investasi sekitar 20 miliar dolar AS per tahun. Hal itu dilakukan untuk mendukung capaian target produksi sebesar 1 juta barel minyak dan gas menjadi 12 miliar kaki kubik per hari di 2030.