Undangan G20 Summit yang menyebutkan India sebagai Bharat. Foto: twitter(X)/@dpradhanbjp
bakabar.com, JAKARTA – Undangan dari Presiden India Droupadi Murmu sebagai "Presiden Bharat" di KTT G20 memunculkan spekulasi tentang perubahan nama negara.
Melansir Times Now pada Selasa (5/9), pemerintahan yang dipimpin oleh Narendra Modi ini nampaknya akan mengusulkan perubahan nama resmi India menjadi 'Bharat' selama sidang khusus Parlemen yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 18-22 September.
Kepemimpinan Kongres juga telah mengonfirmasi bahwa undangan resmi untuk makan malam G20 yang dikeluarkan oleh Presiden India telah menggunakan nama 'Presiden Bharat' sebagai gantinya, bukan 'Presiden India' yang biasa digunakan.
“Jadi beritanya memang benar. Rashtrapati Bhawan telah mengirimkan undangan makan malam G20 pada 9 September atas nama 'Presiden Bharat', bukan 'Presiden India' yang biasa. Sekarang, Pasal 1 dalam Konstitusi bisa dibaca : “Bharat, yang tadinya India, akan menjadi Persatuan Negara-Negara.” Namun sekarang bahkan “Persatuan Negara” ini sedang diserang,” kata Jairam Ramesh, anggota Dewan Negara India, dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter).
Tangkapan layar - Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dalam Pertemuan Puncak (KTT) Ke-20 ASEAN-India di Balai Sidang Jakarta. Foto: antaraSelama beberapa tahun, pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang memiliki pandangan nasionalis di bawah kepemimpinan Modi, telah mengganti nama beberapa kota kolonial dengan tujuan menghilangkan jejak sejarah penjajahan dan mempromosikan identitas India yang lebih kuat.
Sejarah nama Bharat dan India Kedua nama tersebut telah ada selama lebih dari dua ribu tahun. Meskipun beberapa pendukung nama Bharat berpendapat bahwa "India" diberikan oleh penjajah Inggris, para ahli sejarah menyatakan bahwa nama tersebut sudah eksis sejak berabad-abad sebelum masa penjajahan kolonial.India sendiri merujuk pada sungai Indus, yang disebut Sindhu dalam bahasa Sansekerta. Bahkan sebelum kampanye Alexander Agung di India pada abad ke-3 SM, para pelancong Yunani sudah mengidentifikasi wilayah di sebelah tenggara Sungai Indus sebagai India.
Bharat, nama yang lebih kuno, telah tercatat dalam kitab suci India kuno. Namun, beberapa pakar berpendapat bahwa nama Bharat lebih mengacu pada identitas sosial dan budaya daripada pada aspek geografis.