bakabar.com, BANJARMASIN - Kritikan Bima berhasil mengajak banyak orang Lampung bersuara, bahkan warga luar Lampung pun berani mengkritik pemerintahnya.
Usai viral Bima mengkritik pemerintah Lampung, muncul suara-suara rakyat yang mengungkapkan ‘kebobrokan’ kinerja pemerintah daerah-nya.
Sejatinya, rakyat berhak mengemukakan hak konstitusionalnya dengan bersuara dan menyampaikan pendapat. Suara bukanlah hal yang dapat diberikan penguasa kepada rakyat, melainkan hal yang harus dirangkul dan dipahami.
Seperti kritikan yang diungkapkan oleh seorang TikTokers asal Aceh, Risma. Ia melempar kritikan terhadap pemerintah di Aceh melalui sebuah video yang diunggah di akun TikTok pribadinya @rahma_11.11.
"Bongkar kedok para Pemerintah Aceh," tulis Risma dalam videonya itu seraya menambahkan di keterangan video “"Sesekali Bongkar".
@rahma_11.11 Sesekali bongkar. #politikus#aceh#politik#politisi#pemerintah#pemimpin#pejabat#koruptor#danaotsus#info#foryou⬠Motivation epic - Ofail Nadeem
Dalam video yang berdurasi 3 menit itu, Risma mengungkapkan bahwa Aceh merupakan provinsi termiskin di Sumatera, dengan kasus korupsi yang besar.
Perempuan yang mengenakan balutan hijab putih tersebut mengatakan bahwa, Aceh tidak akan pernah maju jika orang yang duduk di kursi pemerintahnya masih korupsi.
"Aceh tidak maju-maju. Bagaimana mau mau kalau pemerintahnya koruptor? Apalagi pemerintah tingkat desa, belum lagi pemerintah tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi," buka Risma seperti dilihat bakabar.com, Senin (8/5).
"Jangan tanya kami mana bukti yang dikorupsi, karena kami tidak merekam saat kalian memakan ruang rakyat," ujarnya.
"Cukup tunjukkan saja pada kami, mana buktinya kalau kalian mengelola dana otsus (otonomi khusus) dengan baik dan benar. Hasilnya mana?" sambung Rahma.
Baca Juga: Polisi Setop Kasus Bima yang Kritik Lampung 'Dajjal', Ini Alasannya
Ia mengatakan, jika dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur, lantas infrastruktur mana yang saat ini sudah dirasakan oleh masyarakat.
"Membangun infrastruktur? Infrastruktur yang mana? Sifatnya gaib tidak bisa dilihat dan tidak bisa dirasakan? Atau fokus mensejahterakan rakyat? Rakyat yang mana? Rakyat yang di rumah kalian?" kritiknya.
Wanita berkacamata ini kemudian mengatakan, jika pemerintah Aceh mampu mengelola dana otsus dengan baik dan benar, Aceh tidak akan mendapatkan gelar provinsi termiskin di Sumatera dan provinsi paling korup nomor 13 di Indonesia.
Merujuk dari laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aceh menduduki peringkat 13 provinsi paling korup di Indonesia, dengan jumlah 41 kasus.
Hal ini berdasarkan data yang diambil dari kasus korupsi di tahun 2004 hingga 2020.
Baca Juga: Unggahan Jokowi Viral Usai Sidak di Lampung, Warga Kalimantan Titip Curhatan
"Apalagi saya mendapatkan info bahwa tahun 2027 adalah tahun terakhir kita (Aceh) mendapat dana otsus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006. Di 2027 kita ga ada lagi dana otsus," paparnya.
"Bayangkan, pemerintah Aceh mendapatkan dana otsus saja tidak sanggup membuat Aceh berkembang maju. Apalagi kalau dana otsusnya sudah tidak ada lagi," ungkap Rahma.
"Apa kalian telah mempersiapkan alternatif untuk menghadapi Undang-undang tersebut? Jangan sampai, karena ketidakbecusan kalian, masyarakat Aceh yang harus menanggung derita," tegasnya.
"Kita bisa melihat pengalaman-pengalaman di masa lalu bahwa masyarakat Aceh rela saling membacok dan berkelahi dengan sesama partai demi kekuasaan," ujarnya.
"Mungkin pejabat Aceh itu gagal jadi penzina tapi sukses jadi koruptor. Agama paham (tapi) korupsi tetap jalan. Benar atau benar?" sindirnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Senin (8/5). Video tersebut telah disukai lebih dari 37,8 ribu pengguna TikTok dan menuai 4288 komentar.
Baca Juga: Mobil Mewah Jokowi Terobos Jalan Rusak di Lampung!