bakabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institut Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) Fauka Noor Farid menilai calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menunjukkan sikapnya sebagai negarawanan saat Debat Ketiga Capres Pemilu 2024.
"Prabowo dapat menunjukkan sikap kenegarawanan yang baik, sebab tidak semua rahasia pertahanan wajib diketahui publik," kata Fauka dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (10/1).
Menurutnya, seorang pemimpin harus menunjukkan adab dan etika dalam segala keadaan. Mereka harus punya kemampuan untuk menghargai orang lain.
"Tidak serta merta menyerang pribadi dengan tendensius, apalagi orang yang pernah berjasa padanya," tambahnya.
Baca Juga: Prabowo Minta Unhan Bangun Rumah Apung di Atas Permukaan Air Laut
Fauka berpendapat penilaian capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo berkaitan dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI tidak mendasar.
Baginya karena yang difokuskan bukan permasalahan bekas atau tidaknya, melainkan usia dari alutsista tersebut.
"Kalau kapal atau pesawat itu yang dilihat bukan masalah bekasnya, tetapi masa pakai, dan itu sudah dijelaskan sama Pak Prabowo. Bukan berarti kita tidak mampu beli baru, tetapi kan kalau beli baru itu prosesnya lama. Sementara itu, butuh kapal dan pesawat perang untuk menjaga kedaulatan kita," paparnya.
Anies dan Ganjar, lanjutnya, perlu mengetahui mengenai coast guard yang dimiliki Indonesia, yakni Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Baca Juga: Prabowo Bilang Megaproyek Giant Sea Wall Butuh Waktu 40 Tahun
Sebelum Prabowo menjabat sebagai menhan, coast guard Indonesia justru tidak dipersenjatai, tetapi kini sudah dipersenjatai.
"Coast guard kini dipersenjatai dengan menggunakan kaliber 12,7 mm, bukan lagi peluru karet. Artinya, makin sangar dan gagah. Makanya, semakin kuat dan kokoh dalam menjaga kedaulatan Indonesia," tukas Fauka.
Tak hanya itu, kata Fauka, penilaian Anies dan Ganjar terkait kinerja Kementerian Pertahanan (Kemhan) tidak tepat karena tidak memiliki dasar.
"Apa dasarnya nilai 5 dan nilai 11 dari 100 itu? Ngawur itu. Sungguh tidak berdasar, tidak memiliki tolok ukur dan parameter yang jelas. Harusnya, mereka lihat prestasi Prabowo sungguh luar biasa, khususnya disegani bangsa asing," tegas Fauka.