bakabar.com, BANJARBARU - Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Kalimantan Selatan, dipastikan sudah berakhir.
TMC pertama kali dilakukan 7 hingga 11 Juli 2023. Kemudian dilanjutkan 23 hingga 29 Juli 2023 atau sebanyak 15 kali sorti penerbangan.
"Pelaksanaan TMC di Kalsel menghabiskan bahan semai garam seberat 12 ribu kilogram," papar Koordinator Lapangan TMC Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Adi Bayu Rusadi, Minggu (30/7).
"Adapun total jam terbang selama 30 jam 50 menit menggunakan pesawat Casa 212-200 milik TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 4 Lanud Abdul Rahman Saleh Malang," imbuhnya.
Segera setelah TMC di Kalsel dirampungkan, pesawat tersebut juga telah dikembalikan ke home flight di Lanud Abdulrahman Saleh.
Sebelumnya Koordinator Lab Pengelolaan TMC BRIN, Budi Harsoyo, menjelaskan bahwa hujan buatan semestinya dilakukan sebelum puncak kemarau tiba. Hal ini dilakukan agar proses modifikasi cuaca berjalan efektif.
"Agar lebih optimal, TMC seharusnya dilakukan sebelum puncak musim kering. Diharapkan kebasahan lahan gambut tetap terjaga di puncak musim kering," papar Budi dalam rapat evaluasi TMC, Kamis (27/7).