Kematian Polisi

Hujan Air Mata Warnai Pemakaman AKBP Muchtar Siregar, Penyebab Kematian Mulai Terkuak

Hujan air mata mewarnai pemakaman AKBP Muchtar Siregar di TPU Muhibbin 4, Jalan Sekumpul Raya, Martapura, Kabupaten Banjar, Jumat.

Featured-Image
Suasana pemakaman AKBP Muchtar Siregar. apahabar.com/Hendra

Hasil autopsi luar jasad AKBP Muchtar telah keluar. Mantan kapolsek Banjarmasin Tengah itu diduga meninggal karena terserang penyakit jantung.

"Diduga ada gejala penyakit jantung," ujar Direktur RS Umum Daerah (RSUD) Pasaman Barat Yandri dikutip dari Antara, Jumat (18/11) malam.

Yandri menerima informasi jika Muchtar sebelum meninggal terjatuh di kamar mandi. "Tetapi di kamar mandi di mana saya tidak mengetahuinya," kata Yandri

Muchtar sedang bertugas di Pasaman Barat. Mendapat perintah langsung dari kapolda Sumbar, ia menginap di salah satu hotel di Simpang Empat.

Ke hotel untuk rehat sejenak, setelah beberapa saat Muchtar tak kunjung keluar. Ajudan Muchtar pun menggedor pintu.

Baca Juga: Terkuak, Penyebab Meninggalnya AKBP Muchtar Siregar

Tak ada sahutan, ajudan yang dibantu petugas hotel pun berinisiatif mengecek situasi sebenarnya.

Tak disangka, Muchtar ditemukan tergeletak di lantai kamar mandi dalam kondisi tak berdenyut nadi lagi, Kamis pukul 11.00 (17/11). Sampai di RSUD, Muchtar sudah tak sadarkan diri.

Di Sumatera Barat, AKBP Muchtar Siregar sudah bertugas sekitar 4 tahun. Selama itu pula, di waktu senggangnya, ia bolak-balik ke Kalimantan Selatan menemui keluarga.

"Kalau tidak kami bertemu di Surabaya, karena anak kedua kami memang berkuliah di sana," tutur Reika, istri Muchtar kepada bakabar.com.

Baca Juga: Perjalanan Karier AKBP Muchtar Siregar hingga Terbujur Kaku di Kamar Hotel Sumbar

Reika mengungkapkan kepergian suami tercinta sangat mengejutkan bagi seluruh keluarga. Betapa tidak, bahkan sebelum ditemukan tak bernyawa keduanya masih saling bertukar kabar via telepon.

"Kami selalu komunikasi, lewat ponsel, beliau sebelumnya bahkan sempat ngasih kabar, nanti aku pulang, setelah melakukan pekerjaan, nggak taunya pulang untuk selamanya," lirih ibu 3 anak ini sambil terisak.

Editor
Komentar
Banner
Banner