Nasional

Hingga Hari ke-10 Memori CVR Sriwijaya Air Belum Ditemukan

apahabar.com, JAKARTA – Hingga memasuki hari ke-10 pencarian memori Cockpit Voice Recorder (CVR) atau bukti rekaman…

Featured-Image
Hingga saat ini tim SAR masih belum menemukan memori CVR kotak hitam Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu. Foto-Antara/Muhammad Adimaja via CNNIndonesia

bakabar.com, JAKARTA – Hingga memasuki hari ke-10 pencarian memori Cockpit Voice Recorder (CVR) atau bukti rekaman suara di kokpit pesawat Sriwijaya Air SJ-182 belum ditemukan.

Memori CVR itu merupakan satu rangkaian dengan kotak hitam atau black box pesawat nahas Sriwijaya Air SJ-182.

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagaimana dikutip dari Okezone.com, Rabu (20/1) mengatakan, untuk mengungkap penyebab kecelakaan bagian kotak hitam itu dibutuhkan untuk melengkapi rekaman data penerbangan (FDR).

Sejauh ini, tim Basarnas mengakui kesulitan menemukan CVR karena pencarian dilakukan secara manual dengan meraba pakai tangan serta terhambat arus laut yang kuat.

Hingga waktu pencarian pun diperpanjang kembali hingga tiga hari ke depan, Kamis (21/1/2021).

Dalam rilis yang diterima BBC Indonesia pada Selasa (19/1/2021), KNKT menyatakan FDR sudah berhasil diunduh yakni sepanjang 27 jam. Rekaman itu, berisi data 18 penerbangan termasuk data Sriwijaya Air SJ-182.

“Dari data dari FDR ini kami menemukan beberapa petunjuk untuk melanjutkan proses investigasi, tapi kami juga masih sangat mengharapkan CVR dapat ditemukan untuk melengkapi temuan,” kata Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo.

“Laporan awal penyelidikan diharapkan dapat diterbitkan 30 hari setelah kecelakaan,” tambah Nurcahyo.

Investigasi kecelakaan yang diduga menewaskan 62 orang awak dan penumpang pesawat itu melibatkan tim dari Singapura dan AS.

Melalui pesan singkat kepada BBC News Indonesia, juru bicara KNKT Indrianto mengatakan, untuk mengungkapkan kasus kecelakaan penerbangan diperlukan kedua barang bukti berupa rekaman data penerbangan atau FDR dan rekaman suara di kokpit atau CVR. “Keduanya bersifat saling melengkapi bukan menggantikan,” katanya.

Hingga kini pencarian CVR baru mendapatkan kotak penyimpanan memorinya saja. Sedangkan modul memorinya sampai saat ini masih belum ditemukan.

Namun, menurut mantan Ketua KNKT, Tatang Kurniadi hasil laporan investigasi bisa saja dirilis tanpa disertai bukti CVR, meski kata dia yang akan ditampilkan “seperti melihat film bisu, gerakannya ada tapi suaranya nggak tahu”. Peristiwa ini pernah terjadi dalam kasus Adam Air 2007 silam.

“Kayak di Adam Air itu delapan bulan di dalam air masih bisa ketemu. Siapa tahu untung-untungan. Jadi kalau investigator sehingga sesempurna kalau itu ada. Tapi laporan ini bisa jalan. Nah, mereka yang menerima laporan juga mestinya baca bahwa CVRnya nggak ketemu,” kata Tatang.

Kata dia, bukti berupa FDR dan CVR lebih mudah ditemukan pada pesawat-pesawat yang jatuh di darat, tapi kalau di laut cenderung lebih sulit ditemukan, bahkan bisa mengalami kerusakan.



Komentar
Banner
Banner