bakabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai kekosongan calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan disebabkan karena terbentur kendala logistik.
Sebab Anies harus menghindarkan diri untuk berutang seperti halnya saat mengikuti Pilgub DKI Jakarta. Untuk itu, Anies membutuhkan investor politik untuk menambal kebutuhan kampanyenya di Pilpres 2024 mendatang.
Terlebih Anies sempat dituding masih memiliki utang Rp50 miliar kepada Sandiaga Uno untuk memenuhi kebutuhan kampanye di Pilgub DKI, beberapa waktu lalu.
"Karena logistik tidak harus dari kandidat, melainkan bisa melalui jalur investor politik, dan praktik semacam ini sudah ada di negara ini sejak Pemilu lalu-lalu," ujar Dedi saat di hubungi bakabar.com, Jakarta, Selasa (07/02).
Sementara, Sandiaga Salahuddin Uno masih enggan menanggapi prahara utang Pilgub DKI Rp50 miliar. Padahal politisi Partai Golkar Erwin Aksa sempat menguak informasi bahwa Anies berutang Rp50 miliar untuk memenangkan Pilgub DKI.
"Saya baca dulu, belum bisa kasih statement," singkat Sandiaga usai menghadiri HUT ke-15 Partai Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra Jakarta, Senin (6/2).