hilirisasi komoditas

Hilirisasi Komoditas, Airlangga: Genjot Devisa dari Neraca Dagang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengoptimalkan penggunaan devisa negara dari neraca dagang yang positif untuk hilirisasi.

Featured-Image
Menko Ekonomi Airlangga Hartarto mengisi secara daring Rapat Kerja Kemendag, Rabu (1/3). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengupayakan penggunaan devisa negara dari neraca dagang yang positif untuk kegiatan hilirisasi komoditas sumber daya alam (SDA) melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019.

"Kita lihat neraca perdagangan positif tidak tertransmisikan terhadap cadangan devisa. Nah, revisi yang akan diatur dalam PP 1 adalah terkait itu dan produk hilirisasi dari SDA,” ujarnya secara daring dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan yang dipantau dari Jakarta, Rabu (1/3).

Adapun neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 kembali mengalami surplus 3,87 miliar dolar AS, utamanya berasal dari sektor non-migas sebesar 5,29 miliar dolar AS.

Sebelumnya, sepanjang tahun 2022, nilai surplus perdagangan Indonesia mencapai 54,46 miliar dolar AS. 

Baca Juga: Pemerintah Dorong Hasil Ekspor Terefleksi Menjadi Cadangan Devisa Negara

Pemerintah saat ini tengah melakukan optimalisasi ekspor ke pasar India dan ASEAN sebagai strategi mengatasi penurunan ekspor dari negara mitra dagang utama akibat perlambatan ekonomi global tahun 2023.

Pemerintah juga terus mendorong berbagai perjanjian perdagangan internasional, di mana saat ini terdapat 18 perjanjian perdagangan internasional yang dalam proses perundingan (on-going), 34 perjanjian yang telah diimplementasikan (concluded/implemented), dan 17 perjanjian yang tengah diajukan (being proposed/explored).

Guna mendukung peningkatan ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerintah juga melakukan transformasi ekonomi yang bertujuan untuk membangun industri bernilai tambah tinggi melalui hilirisasi.

"Hilirisasi ini akan terus dilanjutkan, tidak hanya berhenti di nikel, namun juga akan dilakukan terhadap bijih timah, tembaga dan bauksit," imbuh Airlangga.

Baca Juga: Demi Stabilkan Nilai Rupiah, Cadangan Devisa Terkuras

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga mengingatkan bahwa koordinasi yang kuat sangat diperlukan dalam menjawab berbagai tantangan ekonomi di tahun 2023.

“Kita membutuhkan koordinasi yang kuat antar kementerian. Dan berterima kasih dengan Menteri Perdagangan yang selama ini juga telah menjaga iklim yang sangat baik, sehingga tentunya ekspor impor bisa berjalan lancar dan mendukung positifnya sektor manufaktur,” ungkapnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner