Hot Borneo

HET Dicabut, Minyak Goreng di Pasar Pelaihari Masih Langka

apahabar.com, PELAIHARI – Kendati Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng telah dicabut oleh Pemerintah, namun di…

Featured-Image
Minyak goreng di Pasar Pelaihari masih langka. Foto-apahabar.com/Ali Candra

bakabar.com, PELAIHARI – Kendati Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng telah dicabut oleh Pemerintah, namun di Pasar Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut masih terjadi kelangkaan.

Para pedagang sembako Pasar Pelaihari menyatakan minyak goreng curah maupun kemasan banyak yang kosong alias kehabisan stok, lantaran belum adanya pasokan dari distributor maupun agen.

Hamdan, pedagang sembako di Pasar Pelaihari mengatakan sudah hampir dua minggu ini tidak lagi menjual minyak goreng curah maupun kemasan.

“Saya tidak lagi jual minyak goreng curah maupun kemasan dalam dua minggu ini, dikarenakan barangnya sudah tidak ada lagi, ada sih ditawari sales minyak kemasan tapi sampai hari ini belum juga datang,” kata Hamdan, Senin (21/3).

Meskipun ada minyak goreng curah kata Hamdan, itu hanya di tempat penjual agen tertentu dan barangnya cepat habis, harganya pun mengalami kenaikan.

“Kalau harga minyak goreng curah di agen per liter kisaran 14-15 ribu, kalau sudah sampai ke pengecer harga naik menjadi 17-18 ribu,” ucapnya.

Sementara itu, untuk minyak goreng kemasan, di salah satu toko terpantau oleh media ini terlihat mengalami kekosongan.

Nita penjaga toko modern mengatakan kelangkaan minyak goreng kemasan sudah hampir satu minggu. Untuk harganya sendiri ada kenaikan dari kemasan 2 liter dengan harga Rp 46 ribu.

“Tadinya harga 2 liter Rp 28 ribu sekarang menjadi Rp 46 ribu ada kenaikan kisaran 18 ribu,” tandasnya.

Kelangkaan minyak goreng dan harga yang sangat tinggi membuat masyarakat enggan berkomentar, untuk menyikapi hal ini.

Wiwi warga Pelaihari, enggan berkomentar dengan kenaikan harga minyak goreng tersebut.

“Masalah minyak goreng ini saya enggan berkomentar karena tau sendiri sudah harga naik dan barangnya juga susah dicari,” katanya.

Wiwi menyayangkan padahal minyak goreng ini banyak dibutuhkan masyarakat banyak. Harusnya ada solusi untuk menangani permasalahan seperti ini.

Komentar
Banner
Banner