bakabar.com, JAKARTA – Pemerintah bersama dengan PT PLN (Persero) sedang giat melancarkan program konversi LPG 3 kilogram ke kompor listrik.
Diyakini konversi tersebut dapat menekan impor LPG, sekaligus menghemat APBN. Terlebih subsidi LPG 3 kilogram banyak tidak tepat sasaran, sehingga membebani keuangan negara lebih dari Rp300 triliun sejak 2017.
Namun demikian, banyak yang khawatir konversi tersebut akan membuat tagihan listrik membengkak.
Menjawab kekhawatiran itu, PT PLN memastikan bahwa penggunaan kompor listrik untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak membuat tagihan listrik menjadi bengkak.
Penyebabnya PLN akan memasang mesin catat meter yang khusus mencatat penggunaan dari kompor listrik, selain memberikan paket konversi berupa kompor dan utensil.
“Terkadi misinterpretasi tentang PLN akan menaikkan daya dan tarif pelanggan,” papar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, seperti dilansir CNBC, Senin (19/9).
“Faktanya kami menggunakan MCB jalur khusus yang tak tersambung dengan pola konsumsi listrik daya terpasang atau golongan lama,” imbuhnya.
Dengan demikian, KPM yang menggunakan kompor induksi akan tetap berada di level daya 450 VA dan 900 VA, sesuai dengan data penerima subsidi.
“Pengguna LPG 3 kilogram adalah pelanggan PLN yang sedang diidentifikasi berdasarkan by name by address. Dalam DTKS, pelanggan golongan pertama 450 VA sejumlah 9,6 juta,” jelas Darmawan.
“Kami sudah memeriksa 99,99 persen hampir semuanya menggunakan LPG 3 kilogram. Kami sudah periksa di lapangan, baik kantor cabang hingga kantor ranting,” tambahnya.
Sementara pelanggan 450 VA yang tak masuk DTKS sebanyak 14,8 juta. Golongan ini 100 persen juga masih menggunakan kompor LPG 3 kilogram.
Di sisi lain, pelanggan 900 VA yang masuk kategori keluarga miskin DTKS sebanyak 8,4 juta orang, diidentifikasi 100 persen juga masih menggunakan LPG.
“Pelanggan listrik yang menikmati subsidi dan pengguna LPG 3 kg berjumlah 32,7 juta orang. Kami mempunyai data by name by address dan tagihan listrik mereka,” beber Gunawan.
Berdasarkan survei yang dilakukan PLN, pengguna 450 VA rata-rata menggunakan 2 hingga 3 tabung LPG 3 kilogram per bulan. Sedangkan pelanggan 900 VA antara 3 hingga 4 tabung LPG 3 kilogram per bulan.
“Kami juga menemukan fakta pelanggan non subsidi 1.300 VA dan 2.200 VA. Ternyata 75 persen 12,6 juta pelanggan 1.300 VA, juga pengguna LPG 3 kilogram,” tukas Gunawan.
“Sedangkan dari 3,7 juta pelanggan 2.200 VA, sekitar 2,8 juta juga termasuk pengguna LPG 3 kilogram,” tegasnya.
Sementara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan uji coba konversi gas LPG 3 kilogram ke kompor listrik 1.000 watt.
“Sedang diuji coba oleh PLN di Denpasar, Solo dan disiapkan di salah satu kota di Sumatera,” jelas Dadan Kusdiana, Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.
“Uji coba dilakukan untuk melihat keberterimaan masyarakat, sekaligus mempelajari aspek teknik. Salah satunya kapasitas daya tungku yang cocok,” pungkasnya.