Hot Borneo

Heboh Khilafatul Muslimin di Tapin, Jangan Mudah Terprovokasi

apahabar.com, RANTAU – Heboh keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin telah sampai ke Kabupaten Tapin. Teranyar, sebuah pelang…

Featured-Image
Sekelompok warga saat membongkar pelang Khilafatul Muslimin Kemas’ulan Ansharullah Tapin, Sabtu (11/6) siang. Foto-foto: Istimewa 

bakabar.com, RANTAU – Heboh keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin telah sampai ke Kabupaten Tapin.

Teranyar, sebuah pelang bertuliskan Khilafatul Muslimin di Tapin Selatan diturunkan warga, Jumat (10/6).

Pelang milik seorang warga -sebut saja AJ- tersebut dibongkar lantaran dianggap meresahkan oleh warga sekitar.

Pembongkaran bermula pada pukul 13.45 baru tadi ketika belasan warga mendatangi rumah AJ.

Sejurus berselang mereka mencabut pelang kayu berkelir putih bertuliskan Khilafatul Muslimin tersebut.

“Saya datang bersama masyarakat ini untuk meminta, agar papan nama Khilafatul Muslimin dicabut,” ujar salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Menurutnya, keberadaan sekretariat Khilafatul Muslimin itu telah membikin resah warga. Banyak dari mereka mempertanyakan latar organisasi tersebut.

Apalagi beberapa waktu lalu diketahui pimpinan kelompok tersebut ditangkap Tim Mabes Polri karena dituding terafiliasi kelompok radikal.

“Papan nama ini memang sudah ada kurang lebih satu tahun lalu. Hanya memang tidak kita tanggapi karena bukan ranah kita,” lanjutnya.

Saat warga berdatangan, AJ si pemilik rumah kebetulan sedang berada di kediaman.

Adu argumen sempat terjadi di rumah yang sehari-hari juga digunakan untuk keluarga AJ menggelar pengajian.

Melihat warga yang berdatangan semakin banyak, AJ akhirnya merelakan pencabutan pelang tersebut.

AJ mengatakan papan nama tersebut memang sudah ada kurang lebih setahun belakangan. Selama itu, belum pernah ada teguran.

“Meskipun memang sering ada aparat yang datang ke tempat saya untuk berdiskusi terkait apa itu Khilafatul Muslimin ini,” jelasnya.

Sekalipun pimpinan Khilafatul Muslimin sudah ditangkap, AJ meminta publik menghormati proses hukum yang tengah bergulir.

“Jadi belum ada kepastian. Belum ada penetapan apakah pimpinan Khilafatul Muslimin ini bersalah atau tidak,” terangnya.

Mengenai keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin, diakui AJ memang belum banyak diketahui warga. Maka tak salah timbul kesalahpahaman.

“Silakan, jika memang masyarakat ingin membongkar papan nama tersebut, tetapi ini sebetulnya ranahnya aparat karena negara, kita negara hukum,” ujarnya.

Terpisah, Kapolres Tapin, AKBP Ernesto Saiser membenarkan penurunan pelang tersebut dilakukan oleh beberapa warga dari Desa Rumintin.

“Warga merasa resah terkait keberadaan pelang tersebut. Sehingga setelah melalui negosiasi akhirnya pemilik rumah setuju untuk diturunkan,” jelasnya.

AKBP Ernesto mengimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi. Sebab, hakikatnya Tapin adalah kabupaten yang aman dan kondusif.

Mengenal Khilafatul Muslimin

img

Pimpinan kelompok Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja melambaikan tangan untuk menyapa para simpatisannya saat tiba Mapolda Metro Jaya, Selasa (7/6). Foto: Kompas

Nama Khilafatul Muslimin viral setelah sekelompok massa melakukan aksi konvoi dengan kendaraan roda dua di kawasan Cawang, Jakarta Timur, akhir Mei lalu.

Dalam video rekaman aksi konvoi kelompok Khilafatul Muslimin itu, para peserta konvoi terdiri dari orang dewasa hingga anak-anak. Mereka mengenakan pakaian bernuansa hijau.

Beberapa di antaranya tampak mengibarkan bendera dan membawa poster bertuliskan “Sambut kebangkitan Khilafah Islamiyyah”.

Selain pernah menggelar konvoi di Jakarta Timur, aksi konvoi juga pernah dilakukan di wilayah Brebes Jawa Tengah, Cimahi Jawa Barat, dan Surabaya Jawa Timur.

Selain di Jakarta Timur, juga di Cimahi, Jawa Barat kemudian Brebes dan juga melakukan konvoi di Surabaya.

Diduga, melalui konvoi-konvoi tersebut, kelompok Khilafatul Muslimin melakukan penyebatan pamflet atau brosur kepada umat Islam untuk mengikuti atau mendukung ideologi khilafah.

Menurut polisi, konvoi rombongan khilafah oleh Khilafatul Muslimin terdapat dalam website, serta dalam buletin bulanan dan juga tindakan nyata di lapangan yang mereka lakukan.

Dalam website kelompok itu pun tercantum informasi bahwa Khilafatul Muslimin menyatakan Pancasila tidak sesuai dan hanya khilafah yang bisa memakmurkan bumi dan menyejahterakan umat.

Polisi kemudian menangkap sejumlah petinggi dan pengurus kelompok ini, termasuk pimpinannya yang bernama Abdul Qadir Hasan Baraja.

“Di mana Khilafatul Muslimin ini mengajak masyarakat untuk mendukung ideologi khilafah menggantikan ideologi Pancasila," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (9/6).

Komentar
Banner
Banner