Nasional

Heboh Balita Diajak Naik Gunung Kerinci, Berapa Usia Tepat Membawa Si Kecil Summit?

Sedang heboh video yang memperlihatkan seorang balita berjalan di jalur menuju puncak Gunung Kerinci. Sebenarnya berapa usia ideal mengajak si kecil ikut summit

Featured-Image
Seorang balita dipapah sang ayah, ketika berusaha mencapai puncak Gunung Kerinci. Foto: Detik

bakabar.com, BANJARMASIN - Sedang heboh video yang memperlihatkan seorang balita berjalan di jalur menuju puncak Gunung Kerinci. Sebenarnya berapa usia ideal mengajak si kecil ikut summit?

Dalam narasi video yang diunggah akun Instagram @terang_media, Minggu (10/9), disebutkan bahwa so balita diajak orang tuanya mendaki Gunung Kerinci, Jambi, hingga mencapai puncak.

"Seorang balita diajak orang tuanya ikut mendaki Gunung Kerinci. Menuju Puncak Kerinci sangat menantang, karena jurang yang dalam dan cuaca ekstrim," tulis narasi di video.

Diketahui Gunung Kerinci memiliki ketinggian sekitar 3.805 meter (12.484 kaki) di atas permukaan laut. Ini membuat Gunung Kerinci menjadi gunung berapi tertinggi di Indonesia.

Dalam video yang dibagikan, balita berusia sekitar 2 tahun itu mengenakan jaket tebal berwarna pink, celana abu-abu, sarung tangan dan sepatu pink berdiri di jalur tanjakan.

Tampak balita tersebut ingin berjalan sendiri di jalur tanjakan tersebut. Terlihat di belakang balita, sang ayah yang memegangi dan memapah.

Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet yang menilai orang tua balita tersebut egois.

Belakangan diketahui orang tua si balita juga memperdayai petugas pos jaga pendakian Gunung Kerinci, ketika mereka tiba akhir Agustus 2023.

Seperti dilansir Warta Kota, orang tua si balita mengaku hanya akan naik sampai shelter 1 atau tidak sampai puncak.

"Semua sudah dijelaskan kedua orang tua si balita di pos," papar Dudung yang bertugas di Pos Registrasi Pendakian Gunung Kerinci.

"Titik aman pertama di bawah shelter (2.400 mdpl) itu bisa dilakukan untuk anak di bawah umur, bukan untuk summit (mencapai puncak)," imbuhnyaa.

Ternyata mereka baru turun dua hari kemudian dan mengaku mendaki sampai puncak.

"Setelah dua hari, mereka beserta guide dan porter turun dari gunung dan mengatakan usai summit dalam keadaan sehat semua," beber Dudung.

Itu bukan kejadian pertama. Beberapa pekan sebelumnya, juga beredar video seorang anak kecil diajak naik Gunung Prau di Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Lantas berapa usia yang tepat untuk summit atau minimal naik gunung?

Diterjemahkan dari babycenter.com, sebenarnya organ tubuh bayi memiliki kemampuan untuk menoleransi perubahan suhu di ketinggian seperti orang dewasa.

Terpenting tidak memiliki masalah kesehatan khusus dan berusia di atas 3 bulan. Sebaliknya bayi di bawah 3 bulan belum memiliki paru-paru yang cukup matang untuk menangani stres ketinggian.

Sekalipun sudah menginjak usia cukup untuk melakukan perjalanan, orang tua juga tidak boleh bertindak asal-asalan.

Andai bayi memiliki kondisi jantung atau paru-paru dan lahir prematur, perjalanan tersebut harus dipertimbangkan kembali.

Sebaiknya sebelum melakukan aktivitas di gunung, dikonsultasikan dengan dokter anak tentang kemampuan si balita untuk mentolerir ketinggian.

Kemudian selama perjalanan, kebutuhan cairan balita harus diperhatikan dengan memberi beberapa ons susu formula dan air minum.

Pemeliharaan suhu tubuh juga harus diperhatikan dengan memakai beberapa lapis pakaian hangat. Kemudian untuk menahan sinar matahari, tabir surya tidak dapat serampangan dioleskan.

Di sisi lain, orang tua juga harus mengenali gejala hipotermia yang biasa dialami ketika manusia berada di ketinggian.

Kalau mulai melihat tanda-tanda balita kesulitan bernapas, sebaiknya segera kembali ke titik awal pendakian.

Kemudian segera dilakukan perawatan kesehatan, serta memeriksaan detail kondisi anak agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.

Editor


Komentar
Banner
Banner