bakabar.com, MARTAPURA – Ribuan jemaah memadati acara Haul KH Anang Sya’rani Arif ke-51, di Kampung Melayu, Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Rabu (15/1). Jemaah yang hadir tidak hanya warga Martapura dan santri Pondok Pesantren Darussalam saja, tapi juga dari daerah lain.
Haul KH Anang Sya’rani Arif diisi dengan pembacaan syair maulid, ayat suci Alquran, manakib KH Anang Sya’rani Arif, dan tausiah oleh Habib Ali Zainal Abidin yang memiliki Majelis Taklim Darul Murtadza di Malaysia.
Para jemaah baik pria dan wanita tampak khidmat mengikuti jalannya haul.
Tuan Guru Muhammad Itqon bin KH Khalilurrahman membacakan riwayat hidup KH Sya’rani Arif yang tak lain adalah kakeknya.
Di bawah bimbingan Paman sekaligus gurunya, KH Kasyful Anwar, Guru Anang Sya'rani -begitu ulama ini dikenal- bertolak ke Mekkah bersama sepupunya KH Syarwani Abdan (Guru Bangil) pada tahun 1350 H/1930M.
Guru Anang Sya’rani muda, cerita Guru Itqon, sangat rajin dalam menuntut ilmu kepada ulama-ulama terkemuka saat itu di Makkah. Setelah 22 tahun lamanya menuntut ilmu di Makkah, beliau pun diperkenankan mengajar di Masjidil Haram. Beliau dikenal sebagai ahli hadist dan ahli tafsir.
KH Anang Sya’rani dan Guru Bangil -Guru Syarwani Abdan- diberi gelar mutiara dari Banjar. Guru Anang Sya'rani juga diberi gelar Khalifah oleh gurunya, Syekh Umar Hamdan.
Setelah pulang kampung, Guru Anang Sya’rani diberi amanah memimpin Madrasah Islamiyah Darussalam, yang sekarang terkenal dengan Ponpes Darussalam Martapura.
Guru Anang Sya’rani memimpin Ponpes tertua di Kalsel itu kurang lebih 10 tahun di periode ke-5 (1959-1969).
“Beliau dikenal sebagai orang yang pendiam lagi gigih dalam hal urusan ilmu. Bahkan sampai akhir hayat pun beliau masih mengajar,” kata Guru Itqon.
Di akhir hayatnya yang sudah mulai sakit-sakitan, Guru Anang Sya’rani memanggil KH Muhammad Salim Ma’ruf, mewasiatkan mengambil tugas Pimpinan Ponpes Darussalam.
“Pada suatu malam, beliau memanggil KH Muhammad Salim Ma’ruf untuk berwasiat dan meminta bacakan surat yasin berjamaah.”
“Setelah waktu subuh tiba, pembacaan surat yasin selesai, azan terdengar dikumandangkan. Tampak wajah beliau yang berseri membaca kalimat tauhid dan menutup usia pada Rabu 14 Jumadil Awal tepat 13 Juni 1969 M,” kata Guru Itqon.
Selama hidup KH Anang Syarwani, sempat membuat buku ilmu yang menguraikan tentang ushul hadist yang diberi nama Thanwirut Thulab, dan Hidayatuz Zaman berisi hadist-hadist tentang akhir zaman.
Baca Juga: Polisi Bagikan Nasi Gratis untuk Jemaah Haul KH Anang Sya'rani Arif ke 51
Baca Juga: Imam Masjid di Uganda Nikahi Laki-laki, Kok Bisa?
Reporter: AHC 22Editor: Muhammad Bulkini