bakabar.com, MARABAHAN – Pengendara sepeda motor yang melintas di Jembatan Barito di malam hari, diminta untuk lebih berhati-hati.
Penyebabnya lima pelat besi penghubung atau expansion joint Jembatan Barito terlepas. Lokasi kejadian berada di tengah-tengah jembatan menuju turunan ke arah Banjarmasin.
Tanpa expansion joint, muncul lubang selebar jembatan dan sedalam sekitar 10 sentimeter. Kondisi ini tidak akan bersahabat untuk pemotor.
“Pengendara sepeda motor harus hati-hati agar tidak terjungkal, terutama kalau dalam kecepatan tinggi,” papar salah seorang warga Anjir Muara, Ibrahim, Sabtu (21/5) malam.
“Terlebih kalau melintas terutama malam hari. Cukup banyak lampu di Jembatan Barito yang tidak lagi menyala,” imbuhnya.
Baca juga:Sempat Heboh di Medsos, Plat Jembatan Barito Sudah Diperbaiki
Kondisi tersebut juga dilaporkan akun @anjirnews melalui Instagram story. Diketahui dua expansion joint di titik yang sama, telah hilang sejak 12 April 2022.
Diperkirakan pelat besi dengan berat puluhan kilogram tersebut telah disikat tangan-tangan tidak bertanggungjawab.
“Beberapa minggu lalu hilang sebelah dan sigap direspon oleh Bupati (Hj Noormiliyani AS). Pagi tadi lewat, sudah sepanjangan hilangnya,” tulis akun @anjirnews.
“Mudahan lakas (cepat) sugih (kaya) nang (yang) meangkati (mengangkat) wasinya (besinya). Nyaman (supaya) ampih (berhenti) maangkati wasi jembatan,” tambah akun tersebut.
Sementara Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan masih dalam tahap dikonfirmasi oleh bakabar.com.
Namun demikian, BPJN Kalsel sudah beberapa kali melakukan perbaikan. Salah satunya pemasangan ulang expansion joint yang hilang.
Adapun expansion joint berfungsi meredam getaran yang disebabkan beban di bagian permukaan jembatan. Besi berbentu huruf-huruf E ini juga mempertahankan struktur asli jembatan.
Jembatan Barito yang diresmikan 24 April 1997 oleh Presiden Soeharto itu memiliki panjang 1.082 meter dan lebar 10,37 meter.
Terinspirasi Golden Gate Bridge di San Fransisco, Amerika Serikat, jembatan tersebut melintasi Sungai Barito sepanjang 800 meter dan Pulau Bakut 200 meter.
Dilabeli sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesi oleh Museum Rekor Indonesia, pembangunan jembatan membutuhkan 1.850 ton baja dan diprediksi bertahan hingga 100 tahun.