bakabar.com, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis analisis dari data hasil survei terbaru mereka, terkait peluang keterpilihan tokoh-tokoh bakal calon presiden, jika pemilihan dilakukan sekarang.
Dari data hasil survei yang dilakukan dengan metode semi terbuka, terdapat tiga nama tokoh yang menempati urutan tiga teratas, yang pertama Ganjar Pranowo, lalu kedua Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan urutan ketiga.
Pada survei SMRC, Ganjar Pranowo mendapatkan suara responden sebesar 26,7%, Prabowo Subianto 18,8%, sedangkan Anies Baswedan 17,0%.
Melihat hasil tersebut, Deni Irvani menyebut hasil ini cukup menarik, karenadari sekian banyak tokoh yang ada, ketiga nama ini, memiliki ketokohan dan pengaruh yang kuat di partainya masing-masing.
Baca Juga: Heboh Soal Pemimpin Berambut Putih, Ganjar Unggah Foto Rambut Hitam
Selain itu, ada juga nama-nama tokoh lain yang juga merupakan pemimpin partai besar mulai dari PDI Perjuangan, Golkar, dan ada Gerindra.
"Tapi menarik disini, kita perlu perhatikan juga, sekian banyak nama tokoh ini, yaitu ada pemimpin partai besar, PDI Perjuangan, lalu ada Golkar, dan Gerindra," kata Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), Deni Irvani dalam diskusi "Trend Dukungan Bakal Capres Pasca Deklarasi" via zoom, Minggu (27/11).
Salah satu tokoh dari pemimpin partai besar yakni, Prabowo sebagai pemimpin Partai Gerindra, lalu Puan Maharani sebagai salah satu tokoh dari partai PDI Perjuangan. Selanjutnya ada Ketua umum Partai Golkar yaitu Airlangga Hartato.
Baca Juga: Prabowo: HMI Berperan Besar dalam Pertarungan Ideologi Masa Lalu
Adapun nama tokoh lain seperti Ridwan Kamil yang memiliki elektabilitas 3,7%, disusul Agus Harimurti Yudhoyono 2,1%, dan Megawati Soekarnoputri 1,4%.
Dalam survei tersebut SMRC mencoba mendeteksi kekuatan dukungan kepada capres melalui metode durvei semi terbuka. Responden dalam survei tersebut diminta menyebutkan nama tokoh yang dapat dipilih secara bebas dan spontan.
Untuk diketahui, survei ini dimulai tanggal 5-13 November 2022. Melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara acak dari populasi pemilih nasional. Motode yang digunakan adalah wawancara terbuka dengan tatap muka.