bakabar.com, JAKARTA – Lima belas tahun lalu, tepat di hari ini, tercetuslah Hari Kontrasepsi Sedunia. Sesuai namanya, peringatan itu bertujuan meningkatkan kesadaran tiap pasangan suami-istri akan pentingnya kontrasepsi dalam hubungan.
Melalui peringatan ini, tiap negara dituntut untuk memastikan layanan kesehatan seksual serta reproduksi bagi warganya. Pun begitu dengan Indonesia, yang sudah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sejak era Orde Baru.
Namun, siapa sangka, gagasan "dua anak cukup" sempat ditentang mati-matian pada tahun 1950-an. Di era Presiden Soekarno itu, pembatasan kelahiran adalah hal haram yang bahkan dimaktubkan dalam Pasal 534 KUHP.
"Barang siapa dengan terang-terangan mempertunjukkan ikhtiar untuk mencegah hamil, atau dengan terang-terangan dan tidak diminta menawarkan ikhtiar atau pertolongan untuk mencegah hamil, atau dengan menyiarkan tulisan menyatakan dengan tidak diminta bahwa ikhtiar atau pertolongan itu bisa didapat, dapat dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya dua bulan atau denda sebanyak-banyaknya dua ratus rupiah," demikian bunyi beleid tersebut.
Program KB pun tak serta merta diterima masyarakat Indonesia. Mereka yang percaya dengan prinsip "banyak anak, banyak rezeki" enggan membatasi jumlah kelahiran. Meski seiring waktu jalannya program ini kian membaik, tentu ada saat-saat di mana statistik menunjukkan angka naik turun.
Semisal, pada 2020 lalu, BKKBN mencatat terjadi penurunan signifikan capaian peserta baru KB. Dari yang semula mencapai 422.315 pada Maret, merosot menjadi 371.292 per April dan 388.390 per Mei.
KB Bukan Hanya untuk Perempuan
Tantangan lain dari masalah KB di Indonesia adalah masifnya anggapan soal perempuan yang hanya perlu melakukan program tersebut. BKKBN sebenarnya juga memiliki program KB untuk pria.
Namun, menurut Sexual Gender Based Violence Spesialist dan Program Manager Mencare+ Rutgers WFP Indonesia, Siska Dewi Noya, program tersebut tidak berjalan dengan maksimal. Penggunaan alat kontrasepsi oleh pria masih sangat rendah.
"Pandangan laki-laki secara umum, tahunya KB itu untuk ibu-ibu saja. Habis melahirkan, ibu harus KB. Laki-laki menganggap KB hanya urusan perempuan," ujarnya, seperti dikutip dari kompas.com, Senin (26/9).
Kaum adam utamanya memilih menggunakan kondom, atau melakukan ejakulasi di luar untuk mencegah terjadinya kehamilan. Padahal, sama seperti perempuan, pilihan KB untuk pria pun cukup variatif.
Lantas, apa sajakah itu? Merangkum berbagai sumber, berikut jenis-jenis KB yang bisa digunakan oleh pria.
1. Vasektomi
Vasektomi merupakan proses operasi kecil yang hanya membutuhkan waktu selama 15 menit. Jenis KB untuk pria ini tetap membuat mereka ereksi dan berejakulasi. Bedanya, air mani yang keluar tak lagi mengandung sperma.
Sayangnya, masih banyak miskonsepsi soal vasektomi yang beredar di kalangan masyarakat. Tak sedikit yang beranggapan jenis KB ini sama halnya dengan kebiri. Padahal, kedua hal itu jelas berbeda.
2. Suntik Testosteron
Hormon testosteron memiliki fungsi yang krusial dalam kaitannya dengan produksi sel sperma. Prosedur ini bisa dipilih untuk mengurangi atau menghilangkan sperma sepenuhnya.
Namun, jenis KB yang satu ini juga mempunyai efek samping. Di antaranya, terjadi perubahan hasrat seksual dan munculnya jerawat pada muka.
3. Pil KB untuk Pria
Layaknya perempuan, pria juga bisa memilih KB dengan pil. Ini mengandung molekul steroid yang membantu menekan produksi sel sperma.
Sayangnya, pil KB untuk pria tidak dijual bebas. Pil tersebut masih memerlukan uji efektivitas, mengingat efetivitasnya hanya bekerja dalam 18 jam. Artinya, pria perlu mengonsumsi pil KB lebih dari satu kali dalam sehari.
4. Gel Testosteron
Gel testosteron mampu merangsang hormon gonadotropin untuk berhenti bekerja saat dioleskan pada bagian lengan dan bahu. Gonadotropin sendiri merupakan hormon yang membantu menstimulasi produksi testosteron.
Saat hormon testosteron memiliki kadar yang sangat rendah, produksi sperma pun bakal mengalami penurunan signifikan. Meski begitu, jenis KB ini memiliki efek samping berupa penurunan libido sampai masalah ejakulasi.
Itulah sekilas pembahasan mengenai program pembatasan jumlah kehamilan di Indonesia dalam rangka Hari Kontrasepsi Dunia, beserta jenis-jenis KB untuk pria. Bila Anda ingin melakukan program KB, sebaiknya konsultasikan dulu degan dokter.