bakabar.com, KOTABARU – Anjloknya harga tandan buah segar buah kelapa sawit di Kotabaru membuat kalangan petani sawit resah.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis, bersama dua wakilnya langsung bertandang ke Dinas Perkebunan, dan Peternakan (Disbunak) Provinsi Kalsel.
Di sana, Syairi meminta agar pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan dapat terjun ke lapangan mencarikan solusi untuk masyarakat atau petani kelapa sawit sesuai kewenangan yang dimiliki.
“Kami ke Dinas Perkebunan, dan Peternakan Provinsi kemarin merupakan desakan masyarakat imbas dari anjloknya buah sawit,” ujar Syairi, kepada bakabar.com, Jumat (29/4).
Syairi berujar hampir di seluruh wilayah Kotabaru harga buah segar kelapa sawit mengalami penurunan akibat larangan ekspor bahan baku minyak goreng oleh pemerintah.
“Setelah ada larangan itu, maka hampir di seluruh wilayah Kotabaru buah sawit ini anjlok, hingga membuat para petani mengeluh,” ujarnya.
Menurutnya, penurunan buah sawit dari harga Rp3.500 perkilo, menjadi Rp2.400, 2.100, bahkan ada yang sampai turun menjadi Rp1.900.
Penurunan harga buah kelapa sawit tersebut terjadi tidak mengacu dengan harga yang telah ditetapkan oleh Dinas Perkebunan, dan Peternakan Provinsi Kalsel.
Sementara sesuai dengan edaran sebelumnya, harga buah kepala sawit tetap harus mengacu para harga yang telah ditetapkan dinas provinsi masing-masing.
“Dengan adanya kondisi ini, kami mengharapkan Dinas Perkebunan dan Peternakan bisa terjun melakukan pengecekan ke pabrik kelapa sawit (PKS) yang diduga nakal, dan mempermainkan harga sawit,” katanya.