bakabar.com, JAKARTA– Pemerintah berencana menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis khusus seperti Pertalite, seri Pertamax, Dexlite, dan Pertamina DEX seiring dengan penurunan harga minyak mentah hingga ke level US$53 per barel. Padahal, harga minyak mentah pada awal Oktober 2018 masih bertengger di level US$80 per barel.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, penyesuaian harga BBM khusus (nonsubsidi dan nonpenugasan) seperti Pertalite, seri Pertamax, Pertadex, dan Dexlite segera dibahas bersama dengan PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo Tbk, Shell, dan Total.
“Nanti semua perusahaan yang jual BBM nonsubsidi, kami panggil untuk menurunkan harga [BBM khusus]. Kalau harga minyak turun, [harga BBM] harus turun dong. Nanti panggil semua badan usaha itu, Shell, Total, Pertamina untuk nonsubsidi. Tanya kapan dia [Pertamina, Shell, dan Total] akan menurunkan harga BBM," katanya.
Baca juga : Kapolri Umroh, Bukan Ingin Bertemu Rizieq
Namun, Djoko menambahkan, penurunan harga BBM nonsubsidi tidak dapat langsung diimplementasikan. ''Paling cepat dapat diimplementasikan pada Desember 2018.''
Menurutnya, badan usaha sudah mengimpor minyak dan BBM pada saat harga minyak masih tinggi, sedangkan penurunan harga minyak baru mulai saat ini "Nah yang beli [minyak] sekarang mungkin untuk dijual bulan depan atau kapan, kami belum tahu. Tidak bisa harga minyak dunia turun, sekarang [harga BBM] harus turun. [Penurunan harga BBM] makin cepat makin bagus,'' ujarnya.
Namun, Djoko menambahkan, pemerintah belum akan menyesuaikan harga BBM jenis penugasan (Premium) dan BBM bersubsidi (Solar).
Menanggapi rencana pemerintah tersebut, pihak Pertamina menyatakan, penyesuaian harga BBM nonsubsidi dan nonpenugasan tidak bisa otomatis menyesuaikan dinamika harga minyak mentah dunia.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Syahrial Muchtar mengatakan bahwa harga BBM tetap disesuikan dengan acuan minyak Singapura (Mean of Platts Singapore/MOPS). "Jadi harga upstream [minyak mentah] dan downstream [BBM] itu tidak langsung otomatis [menyesuaikan], itu disesuaikan dengan MOPS. Pembelian BBM oleh Pertamina juga disesuaikan kapan kami membelinya," katanya, yang dilansir bisnis.com.
Namun, imbuh dia, Pertamina akan menyesuaikan perkembangan harga minyak dunia dan harga BBM kendati memerlukan waktu. Dalam menyusun harga BBM, Pertamina menggunakan komponen MOPS ditambah dengan faktor lain seperti pajak dan margin usaha, yang disesuaikan dengan ketetapan pemerintah. Dari situ barulah muncul harga keekonomian.
Pertamina telah menaikkan harga seri Pertamax pada 11 Oktober 2018. Saat itu, Pertamina beralasan penyesuaian harga Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Biosolar nonsubsidi merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik hingga menembus US$80 per barel.(*)
Sumber: bisnis.com
Editor: Fariz Fadhillah