bakabar.com, PALANGKA RAYA – Kendati harga kacang kedelai terus naik, produsen tempe di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tetap berproduksi seperti biasa.
Cara mereka bertahan tidak terlampau sulit. Sejumlah produsen hanya memperkecil ukuran produksi tempe dibanding sebelumnya.
“Walau harga kacang mahal dan selama masih tersedia, produksi jalan terus,” ungkap Cucu Herlina, produsen tempe bermerek dagang HB di Palangka Raya, Senin (4/1).
Kenaikan harga bahan baku sudah terasa di Palangka Raya sejak November 2020, ketika harga kedelai per kilogram berkisar antara Rp7.600 hingga Rp 7.800.
“Namun terus naik sampai lebih Rp9.350 per kilogram. Padahal kami sudah ikut koperasi dan mengambil kedelai dari gudang di Banjarmasin,” beber Cucu.
Kendati begitu, Cucu tidak menaikkan harga penjualan. Seperti sebelum kenaikan harga kacang kedelai, sebungkus tempe dilepas seharga Rp5.000.
“Tidak memungkinkan untuk menaikkan harga jual, karena kondisi perekonomian juga lesu selama pandemi Covid-19,” tandas Cucu.