Kenaikan Harga Kedelai

Harga Kedelai di Magelang Naik, Omzet Pedagang Tahu Turun

Pedagang tahu di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah mengeluhkan turunnya omzet penjualan selama satu bulan terakhir.

Featured-Image
Sutiyah (50) penjual tahu di Pasar Rejowinangun, Kamis (16/11). Foto: apahabar.com/Arimbi

bakabar.com, MAGELANG - Pedagang tahu di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah mengeluhkan turunnya omzet penjualan selama satu bulan terakhir.

"Turunnya bertahap, tidak seketika, tapi terasa," kata pedagang tahu di Pasar Rejowinangun, Sutiyah (50) kepada bakabar.com, Kamis (16/11).

Saat situasi normal dan tidak ada kenaikan harga, Sutiyah biasanya menyediakan 6 hingga 8 ember tahu setiap harinya.

Baca Juga: Siasat Perajin Tahu di Magelang Hadapi Lonjakan Harga Kedelai

Namun, saat harga kedelai naik seperti saat ini, ia hanya menjual 4 hingga 5 ember tahu per harinya.

"Harganya tidak naik, tapi tahunya jadi tipis saat kedelai mahal, jadi pembeli mungkin agak malas mau beli," imbuhnya.

Sutiyah menuturkan, berkurangnya ketebalan terjadi pada semua jenis tahu, seperti pong, kepel, maupun kotak polos.

"Jenis yang agak tidak terlalu nampak perubahannya yang tahu goreng, atau pong, karena mekar setelah diolah," jelasnya.

Baca Juga: Perajin Tahu di Temanggung Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

Lebih lanjut, Sutiyah mengatakan dirinya tidak mengubah harga untuk semua jenis tahu, sebab, dari produsen harga masih normal.

"Tidak naik juga tidak turun, masih seperti biasa, yang bungkusan mulai dari Rp 3.000 tergantung jenisnya," jelasnya.

Naiknya harga kedelai juga membuat para ibu rumah tangga dan pedagang olahan tahu was-was. Maka, sebagian memilih untuk mengganti masakan atau menanyakan harga tahu terlebih dahulu sebelum membeli.

Diah (30) pembeli tahu di Pasar Rejowinangun, Kamis (16/11) (Apahabar.com/Arimbihp)
Diah (30) pembeli tahu di Pasar Rejowinangun, Kamis (16/11). Foto: bakabar.com/Arimbi

"Takutnya sama seperti lombok kemarin, tiba-tiba naik jadi Rp 70.000, kan saya kaget, jadi tanya dulu, untungnya ini masih normal, meskipun jadi kecil atau tipis," jelas pembeli asal Jurang Ombo, Diah (30).

Sebagai ibu rumah tangga yang tak lepas dari olahan tahu, Diah tidak terlalu keberatan dengan berkurangnya kualitas tahu, asal harganya tidak naik.

"Ya sekarang apa-apa mahal, yang penting terbeli saja, perkara tipis nanti bisa diakali, karena tahu tempe ini makanan pengganti yang paling gampang dimasak," paparnya.

Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau dengan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Diah berharap harga berbagai komoditi segera melandai, agar daya beli masyarakat tak lagi lesu.

"Harapannya jangan sampai ada yang naik lagi, sudah pusing ini naiknya semua hampir bersamaan, sejak beras kemarin," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner