bakabar.com, JAKARTA – Harga emas dunia masih loyo. Hari ini Selasa (15/12/2020) pada perdagangan pagi waktu Asia, harga si logam kuning nyaris tak beranjak dari posisi penutupan kemarin.
Dilansir dari CNBC Indonesia, pergerakan harga emas dunia masih menunggu sinyal kebijakan moneter bank sentral paling berpengaruh di dunia yakni Federal Reserves (the Fed) pekan ini.
Otoritas moneter negeri Paman Sam itu diyakini masih tetap memberikan sinyal dovish (kalem) ke pasar sehingga masih menguntungkan untuk emas.
Kurang dari satu hari lagi the Fed akan mengumumkan kebijakan moneternya. Namun mengawali pekan ini harga emas ditutup ambles kemarin.
Di arena pasar spot harga logam kuning dibanderol di US$ 1.827,08/troy ons atau melemah sangat tipis nyaris stagnan dengan koreksi 0,03%. Secara month to date (mtd) emas masih terapresiasi 2,74%.
Namun jika dibandingkan dengan posisi tertingginya bulan ini yang disentuh pada 8 Desember lalu, harga emas sudah ambles 2,36%. Di saat yang sama tren dolar AS juga terus melemah. Hal ini tercermin dari posisi indeks dolar yang terpangkas 1,34% secara mtd.
Program vaksinasi Covid-19 yang mulai berjalan di berbagai negara seperti Inggris, kemudian sebentar lagi ada AS membuat harga emas tertekan. Di saat yang sama belum ada kepastian soal stimulus fiskal jilid II yang akan digelontorkan oleh pemerintah AS.
Namun kini semua mata tertuju pada pengumuman kebijakan suku bunga acuan, proyeksi ekonomi dan konferensi pers yang akan dihelat the Fed lusa dini hari. Pasar mungkin melihat sinyal dan arah kebijakan moneter baru pada pertemuan Desember kata ahli strategi TD Securities.
The Fed diperkirakan masih akan memberikan sinyal kebijakan yang sifatnya lebih kualitatif ketimbang kuantitatif. Setidaknya di bulan Desember, the Fed mungkin mengklarifikasi bahwa program QE akan berjalan sampai ada perbaikan di sektor lapangan kerja dan geliat inflasi untuk mencapai sasaran target 2%.
Untuk emas, ini semua adalah kabar baik karena stimulus, imbal hasil yang lebih rendah, dan dolar AS yang lebih lemah kemungkinan akan memicu lebih banyak alokasi dana ke logam mulia.
Tahun 2021 tinggal 2 pekan lagi. Secara fundamental harga emas masih berpeluang naik sampai ke 2021. Banyak analis yang memperkirakan harga emas bisa kembali ke level US$ 1.900 – US$ 2.100 tahun depan.
Bahkan menurut BMO Capital Markets, sampai tahun 2023 harga emas masih akan tetap kokoh di atas US$ 1.800/troy ons. Rata-rata harga emas tahun 2021 diramal berada di US$ 1.915/troy ons.
Namun ada satu risiko besar yang bisa menekan harga emas tahun depan. Sentimen risk on di pasar yang semakin marak pada akhirnya bisa membuat emas banyak dilepas oleh investor sebagai salah satu sumber dana. Secara sederhana investor akan pindah ke lain hati. Investor akan mencari aset lain yang memberikan cuan lebih tebal.