News

Harga Beras Naik, Segini Nilai Zakat Fitrah di Banjarmasin

Penetapan ini berdasar hasil rapat yang digelar pada 6 Februari 2024 lalu.

Featured-Image
Harga beras mengalami kenaikan, lantas berapa besaran nilai zakat fitrah yang ditetapkan Kemenag Banjarmasin?. Foto: Dok Bakabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Banjarmasin telah menetapkan nilai zakat fitrah untuk tahun 2024 ini. 

Penetapan ini berdasar hasil rapat yang digelar pada 6 Februari 2024 lalu. Pemberitahuan nilai zakat fitrah itu pun telah dikeluarkan melalui surat bernomor B-169/Kk.17.01-7/BA.03.2/03/2024.

Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 65 tahun 2022 bahwa zakat fitrah sebanyak 3,5 liter atau apabila dihitung timbangan seberat 2,7 kilogram.

Adapun apabila dinilai dengan uang sesuai dengan jenis beras yang dikonsumsi minimal sebagai berikut:

Pembayaran Zakat Fitrah

Beras Unus, Mutiara, Mayang dan Sejenisnya Rp 70.000.
Beras Siam Unus, Karan Dukuh dan Sejenisnya Rp 65.000.
Baras Ganal/Biasa dan Sejenisnya                 Rp 60.000,00
Beras Rojolele/ Pandan Wangi dan Sejenisnya Rp 55.000.
Beras Dolog dan Lainnya                                 Rp 40.000.

Pembayaran Fidyah

Kalangan Bawah                                               Rp 20.000
Kalangan Atas                                                  Rp 30.000

Lantas apakah ada pengaruh terkait nilai zakat fitrah ini. Mengingat saat ini harga beras mengalami kenaikan? 

Kepala Kemenag Kota Banjarmasin, Burhan Noor memastikan bahwa  kondisi kenaikan harga beras ini tak berpengaruh dengan nilai zakat fitrah yang telah ditetapkan.

“Tidak ada perubahan. Untuk nilai zakat fitrah tetap,” ujarnya Burhan, Selasa (19/3).

Dijelaskannya bahwa penetapan nilai zakat fitrah ini sudah sesuai keputusan rapat bersama yang dilaksanakan Kemenag dengan pemangku kepentingan lainnya, termasuk dinas perdagangan.

Dilanjutkan Burhan, masyarakat Banjarmasin tak perlu khawatir dengan adanya perubahan nilai zakat fitrah siring kenaikan harga beras saat ini.

“Ini sudah sesuai dengan harga saat ini. Karena turut diikuti dinas perdagangan. Dan itu sudah menjadi kesepakatan bersama,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris MUI Kalimantan Selatan, Narsullah, AR, mengingatkan bahwa beras yang dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah beras yang dimakan sehari-hari.

Dalam hukum fiqih, akan menjadi tidak layak apabila beras yang dikeluarkan lebih rendah kualitasnya dari yang biasanya dimakan oleh muzakki.

“Jangan makan sian unus, yang difitrahkan bulog. Jangan. Bukannya tidak boleh tapi secara fiqih tidak layak dijadikan fitrah. Karena ini zakat diri,” jelas Nasrullah.

Zakat fitrah adalah hal yang wajib bagi umat muslim. Waktu untuk dikeluarkan setelah ibadah puasa Ramadhan dan sebelum dilaksanakannya salat Idul Fitri. 

“Apabila dikeluarkan setelah salat Idul Fitri maka nilainya sama dengan sedekah bisa,” bebernya.

Kemudian zakat fitrah dikeluarkan dimana si muzzaki berada. Nasrullah memberi contoh, seseorang tinggal di Banjarmasin. Lalu menjelang Idul Fitri yang bersangkutan mudik ke daerah.

Nah, maka zakat fitrah semestinya dikeluarkan di tempat dia mudik. Bukan di Banjarmasin. “Jadi zakat yang dikeluarkan ketika dimana terakhir berda,” bebernya. 

Terakhir Nasrullah mengimbu agar zakat fitrah diberikan kepada orang yang berhak. 

“Alangkah bagusnya lewat amil zakat. Baik itu yang ada di masjid maupun surau. Boleh juga disalurkan sendiri untuk diberikan kepada orang yang lebih berhak,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner