bakabar.com, BANJARMASIN – Harga daging Ayam di Banjarmasin melejit hingga Rp 32 ribu perkilogam. Padahal biasanya paling mahal dijual Rp 20-25 ribu perkilo.
Salah seorang pedagang ayam di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Sarah (42) mengatakan, kenaikan harga itu sudah terjadi sepekan terakhir. Karena tak ada pilihan, pedagang pasar pun harus menyesuaikan harga supaya tak rugi.
“Karena harga naik, beli ke distributor gak banyak, cuma 50 ekor untuk memenuhi kebutuhan langganan,” kata Sarah (42) kepada bakabar.com, Rabu (29/9) siang.
Karena naik, peminat daging ayam pun berkurang. Hal itu dirasakan Sarah dari sejak harga ayam mulai merangkak naik.
Untuk antisipasi rugi, ia membeli dua kali lipat lebih sedikit dibanding saat harga normal ayam. “Ngurangi juga, dari 100 – 150 ekor, sekarang cuma (beli) 50 ekor,” ungkapnya.
Menurut Sarah penyebab naiknya harga karena stok di kandang tidak stabil. Cuaca yang tak menentu menyebabkan jumlah ayam yang mati meningkat.
Terakhir, harga ayam paling murah pernah menyentuh Rp 20 ribu saat distribusi ke Kalimantan Tengah tersendat akibat banjir.
Sarah khawatir harga ayam bakal naik jika pasokan tak segera ditambah. Sebab jelang bulan Maulid biasanya kebutuhan ayam bakal meningkat dibanding bulan bulan biasanya.
Sementara salah seorang pedagang sate di Kawasan Hariyomo MT Banjarmasin pun merasakan dampak kenaikan harga tersebut.
Ia mengaku tak bisa manikan harga sate walau harga daging ayam sedang mahal.
“Sulit, mau naik langganan nanti ngeluh. Mau gk mau untung lebih sedikit karena beli ayam gak banyak,” kata Mastuki.
Ia berharap harga ayam segera normal dan tak menyebabkan kerugian pedagang ayam olahan.