bakabar.com, PELAIHARI – Nasib korban abrasi pantai di Desa Muara Kintap, Kecamatan Kintap, Tanah Laut (Tala), tak menentu.
Sebelumnya pada Desember 2020 lalu, abrasi pantai terjadi di Kampung Baru (Kampung Bugis Seberang), Muara Kintap.
Namun bantuan relokasi dan perbaikan 15 rumah warga korban abrasi yang terdata hingga kini belum terealisasi.
Kepala Desa Muara Kintap Yuliadi, Jumat (2/7) mengaku telah berulang kali mempertanyakan hal itu ke Dinas Sosial Pemkab Tala.
“Belum ada jawaban pasti kapan akan dibangunkan rumah warga kami yang dijanjikan oleh Pemerintah melalui Dinas Sosial,” kata Yuliadi.
Sementara, kata Yuliadi, pihaknya terus didesak para korban terdampak abrasi terkait bantuan itu.
“Terakhir, kemarin warga kembali menyampaikan ke kami bahwa rumahnya kini sudah hampir hancur dan menuntut janji pemerintah,” ujarnya.
Tak hanya Pemda pihak perusahaan Tambang PT SSDK juga belum memberikan jawaban, atas dampak kapal mereka.
Padahal, kapal batu bara perusahaan tambang itu lalu lalang melewati perkampungan keluar masuk muara.
Akibatnya tanggul dan pasir di muara laut perkampungan nelayan tergerus.
Kondisi ini diperparah dengan adanya bencana abrasi yang menghantam pemukiman kampung nelayan pada Desember tahun lalu.
Tanggul penahan gelombang hancur belasan rumah nelayan juga rusak akibat hantaman gelombang pasang.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Sosial Ir Noor Hidayat belum berhasil dihubungi. Pesan WhatsApp yang dikirimkan ke handphonenya masih tanda centang satu.
