bakabar.com, JAKARTA – Anggota Komis XI DPR RI, Achmad Hafisz Tohir ungkap dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan Harga BBM bisa merusak target ekonomi Indonesia yang sudah ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
Hafisz mengatakan jika kenaikan ini bisa memicu turunya ekonomi nasional. Jika hal itu terjadi, transaksi perdagangan pasti menurun dan bisa mengakibatkan target ekonomi makro APBN tidak akan tercapai.
“Kalau target-target sudah tidak tercapai, maka otomatis rencana belanja dan penerimaan negara akan terkoreksi atau tidak tercapai,” ujar adik kandung mantan Menteri Perhubungan ke-32, Muhammad Hatta Rajasa itu, Kamis (8/9).
Anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan jika kebijakan mencabut subsidi BBM dan menaikkan harga BBM merupakan usaha yang sia-sia.
Kebijakan ini sangat tidak berperikemanusiaan di tengah krisis global saat ini. Itu hanya membuat rakyat miskin semakin banyak akibat kenaikan BBM.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini membenarkan jika anggaran subsidi memang telah memberatkan APBN.
Namun, jika mencari jalan keluar dengan menaikan harga BBM, itu kurang tepat. Karena justru akan semakin memberatkan lagi bagi kehidupan rakyat kurang mampu.
Hafisz sapaannya yakin, jika dengan menaikan BBM dapat memicu naiknya semua kebutuhan pokok. Sebab kontribusi BBM lumayan tinggi sebagai komponen yang menentukan harga produksi.
"Saya yakin, harga bahan pokok juga akan naik seiring naiknya harga BBM. Karena BBM berkontribusi besar terhadap komponen harga produksi, sekitar 15 sampai 20 persen," ungkap anggota dewan kelahiran Sumatera Selatan 10 Juni 1966 tersebut. (Rian)