bakabar.com, PALANGKA RAYA â Habib Ismail bin Yahya coba menjawab keinginan sejumlah pihak agar dia kembali berpasangan dengan Sugianto Sabran (Sohib, singkatan Sugianto-Habib, Jilid 2) di Pilkada Kalteng, 9 Desember mendatang.
Seperti diketahui, baik Habib Ismail dan Sugianto Sabran saat ini masih menjabat sebagai pasangan wakil dan gubenur Kalteng yang memenangi Pilkada empat tahun silam.
Namun, jelang pemilihan berikutnya hubungan keduanya sedikit renggang. Dan masing-masing disebut bakal saling bertarung merebutkan KH 1.
Akan tetapi belakangan ini, sejumlah pihak menyuarakan agar keduanya kembali berpasangan melanjutkan periode kedua pemerintahan Provinsi Kalteng.
Menanggapi itu Habib Ismail tak menampik, dan menyebut bahwa politik memang dinamis.
Saat ini Habib memang memilih tidak bersama dengan Sugianto, tetapi jika ditugaskan partai untuk rujuk kembali, ia siap menerimanya.
“Saya sebagai petugas partai maka wajib menindaklanjuti apapun keputusan partai di tingkat pusat,” kata Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kalimantan Tengah ini, Selasa (4/8).
Tak dipungkiri, memang ada keinginan dirinya untuk maju sebagai bakal calon gubernur, bukan sebagai orang nomor dua di Kalteng.
Begitu juga dengan partai, tentu saja menginginkan kader sendiri yang bisa diusung sebagai orang nomor satu, akan tetapi tetap melihat kemungkinan.
“Terkait itu semua ini adalah menggunakan kesempatan yang ada. Di dunia politik semua cara akan kita lakukan dengan niat bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat,” sebut Habib Ismail.
Menurutnya tidak ada yang tidak mungkin, apalagi di dunia politik. Hanya saja kadang dalam sekejap semua bisa berubah.
Apabila keputusan akhir partai nantinya memang menugaskan dirinya untuk berdampingan kembali dengan Sugianto, tidak ada yang salah jika dilaksanakan.
“Semua mungkin saja terjadi. Sekali lagi kita tunggu keputusan di akhir Agustus jelang pendaftaran,” tegasnya.
Diakuinya, sebenarnya rekomendasi PKB telah dikeluarkan pada 4 Maret lalu untuk Sohib Jilid 2.
Kendati begitu ia tidak mengetahui pasti, apakah rekomendasi masih tetap untuk Sohib ataukah sudah direvisi.
“Yang namanya politik bisa berubah-ubah. Andai kata nanti suratnya berubah, kita lihat sampai mana? Andai kata tidak, kita lihat juga sikap kami menyikapinya itu bagaimana,” tuturnya.
Ketika ditanya, apakah secara nurani dirinya ingin kembali dengan Sugianto atau tidak?
Ia menjawab dalam politik terkadang tidak bisa berbicara hati nurani, tetapi akal pikiran.
Kemudian ketika dicecar apakah secara akal pikiran ingin melanjutkan Sohib Jilid 2?
“Kita pribadi ketika masuk organisasi ingin atau tidak ingin,
jika ada penugasan, mau tidak mau,” jawabnya diplomatis.
Ia juga yakin para pendukungnya bisa memahami kondisi tersebut, apabila memang nantinya dirinya mendapat tugas dari partai untuk tetap melanjutkan Sohib Jilid 2.
“Apapun keputusannya, Insya Allah mereka akan mengerti,” imbuh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah ini.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin