bakabar.com, JAKARTA – Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menolak untuk mengikuti sidang virtual terkait sederet kasus yang menjeratnya, Jumat (19/3). Dia bersikeras untuk tidak mengikuti sidang yang digelar di Bareskrim Polri tersebut.
Mengutip CNN Indonesia, Habib Rizieq mempertanyakan alasan mengapa dirinya tetap dipaksa ikut sidang secara virtual. Ia hanya ingin mengikuti sidang secara langsung atau offline.
“Saya hanya ingin mengikuti sidang offline. Sidang online saya tak siap. Kenapa, saya sampaikan alasannya hak saya dilindungi Undang-undang. Lalu, kalau alasannya Perma, Perma bertentangan dengan UU,” kata Rizieq dari siaran langsung yang disiarkan channel YouTube Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jumat (19/3).
Jaksa lantas menegaskan bahwa Rizieq harus hadir di sidang virtual.
Mendengar hal tersebut, Rizieq tetap keberatan. Bahkan, ia menunjuk orang-orang yang membawa kamera saat dijemput di rutan. Dia merasa keberatan karena direkam dan ditayangkan live di luar ruang sidang.
“Ini kan ditayangkan di ruang sidang kan. Berarti Anda ingin menipu saya, di lorong rutan ini Anda ingin jadikan sebagai ruang sidang. Jangan dagelan, jangan sinetron kita,” ucapnya.
“Matikan, saya enggak rela,” tambahnya.
Rizieq akan diadili atas kasus dugaan kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan (nomor perkara: 221/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim); kasus dugaan terkait tes swab di RS Ummi Bogor (nomor perkara: 225/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim); serta kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan di Megamendung (nomor perkara: 226/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim).
Kebijakan sidang secara virtual juga berlaku untuk dua perkara lain yang berkaitan dengan kasus Rizieq. Yakni perkara nomor: 222/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim dengan terdakwa Haris Ubaidillah, Ahmad Sabri Lubis, Ali Alwi Alatas bin Alwi Alatas, Idrus alias Idrus Al-Habsyi, dan Maman Suryadi.
Kemudian perkara nomor: 224/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim dengan terdakwa Muhammad Hanif Alatas bin Abdurachman Alatas.