bakabar.com, BATULICIN – Pasca-pandemi Covid-19, jumlah UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia secara umum dan Kalimantan Selatan secara khusus semakin bertambah banyak. Namun jumlah UKM ini ternyata tidak sebanding dengan tingkat daya saing UKM tersebut.
Hal itu diungkapkan Anggota DPR RI, Drs Difriadi Darjat, saat mencukur rambutnya di Batulicin, Tanah Bumbu, Selasa (12/7).
“Kalau kita perhatikan, kebanyakan UKM di Indonesia hanya melakukan proses produksi, berdagang, dan berekonomi,” kata politisi Partai Gerindra tersebut.
H Difriadi mengatakan untuk mengatasi itu semua diperlukan sinergi antara pemegang kebijakan dan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) agar usaha bisa bersaing.
Sebagai contoh tempat potong rambut. Jenis usaha seperti ini, kata Difriadi, sebenarnya bisa tambah besar dan berkembang apabila kebersihan dan kerapihan tempat usahanya dijaga.
Selain itu branding di medsos perlu digalakkan, ditambah ada kemauan para pemangku kebijakan dan tokoh-tokoh masyarakat untuk memotong rambutnya di tempat ini, sehingga setidaknya ada pengaruh ke masyarakat secara umum.
Keprihatinan akan dampak nyata dari pandemi Covid-19 membuat Difriadi merenung dan berpikir keras harus bagaimana ekonomi rakyat bisa kembali bangkit.
Usaha tukang cukur tempat dia bercukur menjadi titik awal dan menjadi contoh untuk berpikir dan mencari solusi tepat bagi segala bidang usaha kecil dan menengah di Batulicin.
“Ke depan pasti akan saya suarakan untuk para pelaku UKM harus mendapatkan kemudahan dalam pengajuan permodalan usaha,” ujarnya.
Difri menilai Usaha Kecil Menengah (UKM) harus mendapat perhatian lebih karena kegiatan usaha seperti inilah yang menjadi penggerak ekonomi nasional sekaligus juga benteng ketahanan nasional.
“Harapan saya ke depan Usaha Kecil Menengah di Batulicin ini mampu bersaing, tidak saja di tingkat nasional tapi juga internasional,” pungkasnya.