Tak Berkategori

Gubernur Isran Sebut Pabrik Semen Bukan di Kawasan Karst

apahabar.com, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor menegaskan pembangunan pabrik semen yang meliputi dua kabupaten (Kutai…

Featured-Image
Warisan dunia Karst Sangkulirang terancam jadi pabrik semen. Foto-istimewa

bakabar.com, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor menegaskan pembangunan pabrik semen yang meliputi dua kabupaten (Kutai Timur dan Berau) tidak mengenai atau mengganggu kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat. Kawasan itu dianggap memiliki cagar budaya pra-sejarah dan sumber air bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan Isran setelah mendengar aspirasi ratusan pedemo yang disebut mengatasnamakan Lingkar Studi Kerakyatan (LSK) di depan Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin (25/3) kemarin.

Demo yang dilakukan LSK melibatkan elemen organisasi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di ibu kota Benua Etam.

Isran mengaku sangat memahami apa yang disampaikan para pedemo. Karena, yang dimaksud para pedemo itu menurutnya ada di Kecamatan Sandaran Kutai Timur.

Jadi, kata dia, bukan daerah yang akan dibangun pabrik semen oleh korporasi asal Tiongkok HongShi Holding Groups Co Ltd.

Baca Juga:Gubernur Kaltim Sambut Baik Pembangunan Pabrik Semen di Kutim

“Bukan di situ pabrik semen akan dibangun. Bukan di Karst. Karst ada di Sandaran,” kata Isran Noor dikutip dari laman resmi Pemprov Kaltim, Selasa (26/3).

Investasi pembangunan pabrik akan mencapai hingga USD 2 miliar. Melihat presentasi pihak pengusaha semen asal Tiongkok itu disebutnya pembangunan pabrik sangat ramah lingkungan atau nol debu (zero dust).

Isran menyebutkan pengusaha asal Tiongkok akan menjalin kerja sama dengan PT Kobexindo yang lebih dulu mendapat izin industri di kawasan itu. Izin diperoleh di era kepemimpinan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

“Izinnya tentu menggunakan izin yang lama. Ketika era Gubernur Awang Faroek Ishak. Kawasan yang akan dimanfaatkan sekitar 800 hektar. Yang jelas, pabrik semen bukan di Karst Sandaran,” jelasnya.

Mengenai aksi tersebut, Isran menilai bagus saja, karena tujuannya menyampaikan aspirasi demi pelestarian lingkungan.

Baca Juga:Walhi: Kehancuran Karst Sangkulirang di Depan Mata

img

Wakapolres Samarinda AKBP Dedi Agustono tampak berada di tengah kerumunan, saat sejumlah massa berupaya merangsek masuk ke kantor Gubernur Kaltim, dalam unjuk rasa tolak pembangunan pabrik semen, Senin (25/3) siang. Foto-foto: Yoyok Sudarmanto for bakabar.com

Sejumlah elemen masyarakat, seperti diwartakan sebelumnya, yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst Kalimantan Timur (Kaltim) kukuh menolak keberadaan pabrik semen.

Rencananya, pabrik berkapasitas 8 juta ton/tahun akan dibangun di kawasan Sekerat, Kutai Timur (Kutim).

Pembangunan pabrik semen seakan mendapat langkah mulus ditandai dengan pertemuan antara Pemprov Kaltim dengan pemerintah provinsi Zheijang dan perusahaan Hongsi Holding Group Ltd, Jumat 15 Maret 2019.

Di ruang rapat Tepian 2 Lantai II Kantor Gubernur Kaltim, perusahaan asal China itu mempresentasikan rencana pembangunan pabrik semen.

Untuk diketahui Hongsi Holdings merupakan perusahaan semen asal Cina yang siap menginvestasikan sekitar USD 1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun.

Baca Juga: Didemo, Gubernur Kaltim Serap Aspirasi dari Kegubernuran

Informasi dalam rapat, lahan yang akan dikembangkan untuk industri semen tahap awal seluas 100 hektare. Ke depan bisa dikembangkan hingga 300 ha atau lebih.

Di negara lain, nilai investasi Hongshi Holdings untuk pabrik semen di negara lain maksimal bisa mencapai USD 2,1 miliar atau setara dengan Rp29,9 triliun. Salah satu contoh negara tempat Hongshi Holdings beroperasi adalah Laos.

img

Gubernur Kaltim menyerahkan cinderamata kepada Wakil Direktur Jenderal Komisi Pengembangan dan Reformasi Provinsi Zhejiang Xu Xing. Foto-Rian/humasprovkaltim

Deputy Director General Hongshi Holdings Xu Xing menyebut pabrik semen rencananya akan memanfaatkan lahan seluas 822 ha.

Hongshi Holdings sendiri akan konsesi lahan dengan perusahaan semen eksisting di Jepujepu, Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Adapun perusahaan yang sudah terlebih dahulu menanam investasi adalah PT Kobexindo Cement.

Menyoal itu, ratusan mahasiswa melakukan unjuk rasa di seputar Jalan Gajah Mada, Samarinda Kota, kemarin. Mereka menentang rencana pembangunan pabrik semen.

Baca Juga: Aliansi Masyarakat Peduli Karst Tolak Pabrik Semen di Kaltim

Editor: Fariz F

Komentar
Banner
Banner