bakabar.com, JAKARTA – Transplantasi ginjal makin sering kita dengar. Berapa lama ginjal baru bisa bertahan dan bagaimana merawatnya?
Transplantasi ginjal adalah prosedur medis yang melibatkan penggantian ginjal yang rusak atau tidak berfungsi dengan ginjal sehat dari seorang donor.
Transplantasi ginjal merupakan salah satu bentuk perawatan untuk penyakit ginjal tahap akhir atau gagal ginjal permanen yang tidak dapat diatasi dengan perawatan medis lainnya.
Ada dua jenis donor ginjal yang umum dalam transplantasi ginjal, Donor Hayat dan Donor Paska-Meninggal.
Baca Juga: Hidup dengan Satu Ginjal? Dokter Jamin Tetap Bisa Hidup Sehat
Donor Hayat atau donor hidup (Living Donor) adalah orang yang menyumbangkan salah satu ginjalnya untuk transplantasi kepada penerima. Donor hidup bisa saja keluarga dekat, teman, atau orang lain yang bersedia dan cocok untuk menyumbangkan ginjal.
Sedangkan Donor Paska-Meninggal (Deceased Donor), adalah seseorang yang meninggal dan telah menyatakan keinginannya untuk menjadi donor organ sebelum kematian atau keluarganya memberikan izin untuk menyumbangkan organ orang yang telah meninggal.
Penerima donor ginjal (resipien) merupakan orang yang menerima ginjal sehat dari seorang pendonor hidup atau paska-meninggal dalam prosedur transplantasi ginjal.
Resipien ini adalah seseorang yang menderita gagal ginjal tahap akhir atau gagal ginjal kronis yang parah sehingga fungsi ginjalnya tidak lagi mencukupi untuk menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan menghilangkan produk limbah dari tubuh secara efektif.
Transplantasi ginjal dilakukan ketika resipien harus mengganti ginjalnya yang sudah tak berfungsi dengan ginjal baru, dan ada pendonor yang memberikan ginjalnya.
Berapa Lama Ginjal Baru Bisa Bertahan?
Menurut Ketua Perhimpunan Transplantasi Indonesia DR Dr Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, Sp.PD, KGH, harapan hidup resipien setelah menerima ginjal baru bisa bertahan hingga 10 tahun. Tingkat harapan hidupnya berkisar antara 80 sampai 90 persen.
Baca Juga: Cerita Hanim: Jual Ginjal Demi Uang hingga Pimpin Sindikat TPPO
“Penelitian sudah kami laporkan di suatu jurnal internasional bahwa harapan hidup yang dilakukan transplan di Indonesia dibandingkan dengan negara lain tidak jauh berbeda. Pokoknya lebih dari 10 tahun, antara 80 sampai 90 persen harapan hidup,” ujar DR Dr Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, Sp.PD, KGH, dalam Media Group Interview mengenai Proses Transplantasi Ginjal Secara Medis, Rabu (26/7).
Sebagai informasi tambahan, Data dari Japanese Society for Clinical Renal Transplantation tahun 2015 menunjukkan lama ginjal masih berfungsi dalam 1 tahun adalah 97,5%, dalam 5 tahun sebesar 93,6%, 10 tahun sebesar 87%.
Resipien Ginjal Wajib Minum Obat
Transplantasi ginjal akan dianggap sebagai organ baru bagi tubuh manusia, untuk mencegah ginjal tersebut ditolak oleh tubuh maka obat yang harus dikonsumsi adalah obat jenis rejeksi atau imunosupresan.
Obat ini harus dikonsumi dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup. Hanya dosisnya semakin lama akan semakin berkurang.
“Orang yang dilakukan transplan ginjal sudah pasti harus mendapatkan obat penolakan, itu yang kita sebut sebagai imunosupresan. Harus dikonsumsi secara jangka panjang atau seumur hidup, tapi dosisnya mungkin bisa lebih rendah dibandingkan pada bulan-bulan pertama, itu tugasnya dokter untuk menilai kapan harus turunkan atau naikkan (dosis),” ucap Dr Bonar Marbun.
Setelah transplantasi, penerima harus menerima perawatan jangka panjang dan rutin untuk memastikan bahwa tubuh tidak menolak ginjal yang baru dipindahkan.