bakabar.com, BANJARMASIN - Belum lama ini sebuah video Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono yang asyik berjoget bersama biduan saat perayaan malam tahun baru viral di media sosial.
Tak cuma asyik bergoyang, Wali Kota Tegal itu juga kepergok menyentuh bahu hingga pinggang sang biduan.
Biduan yang sempat asyik joget bareng Wali Kota Tegal itu yakni Uci Sucita dan Ghea Youbi.
Setelah viral, Ghea Youbi membuka suara melalui sebuah video yang diunggah melalui TikToknya pada Jumat (6/1).
Dalam video itu, Ghea Youbi menyertakan sebuah pertanyaan yang diduga dari netizen yang meminta pendapatnya soal video viral ketika di Tegal.
"Ghea gimana tanggapannya untuk video yang beredar di Tegal?" bunyi tulisan tersebut.
Sambil berjoget, Ghea memberikan jawaban melalui tulisan yang disertakan di akun TikToknya itu.
"Ya profesional kerja aja, namanya juga biduan," tulisnya.
@gheayoubi08⬠Neymar - ð¤ð»ð§ð·
Sementara itu, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriono mengaku tidak ada maksud apa-apa saat joget bersama para biduan di perayaan malam tahun baru kemarin.
"Saya tidak ada maksud apapun karena ketika kita dengan para musisi. Saya secara pribadi dengan para artis atau mungkin para penyanyi, kita sudah bagian satu keluarga sehingg kita sudah tidak canggung-canggung lagi atau segen terhadap para penyanyi. Anggap saja bahwa Wali Kota Tegal bagian dari mereka," kata Dedy Yon melansir dari suara.com.
Dedy Yon merasa sangat senang karena bisa memberikan hiburan kepada masyarakat di malam pergantian tahun. Apalagi hiburan pertama di malam pergantian tahun setelah pandemi Covid-19.
Menurutnya, konser kemarin menjadi bagian programnya untuk menjadikan Tegal sebagai Kota Event.
"Saya pribadi yang sukanya musik, maka ketika di atas panggung saya berharap bisa menghibur masyarakat. Banyak masyarakat dari luar kota yang datang di Kota Tegal. Hal itu berdampak kepada perekonomian masyarakat. Ini juga menjadi momentum kebangkitan perekonomian Kota Tegal setelah pandemi Covid-19," ungkapnya.
Terkait adanya kritik, menurut Dedy Yon, pihaknya selalu menerima kritik masyarakat dan nitizen sebagai kritik membangun. Ia menilai, kritikan itu sebagai sarana evaluasi membenahi diri.
"Yang penting niat baik saya, adalah bagaimana menghibur masyarakat dengan penampilan-penampilan yang mungkin dianggap nyentrik nyeleneh. Ini adalah bagian dari basic saya yang memang hobi musik," tukasnya.